Mohon tunggu...
fadel hil hakim
fadel hil hakim Mohon Tunggu... lainnya -

pembelajar tanpa henti, praktisi kajian strategis pemerintah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Jokowi Gunakan Made In Indonesia Donk!

1 September 2015   16:44 Diperbarui: 1 September 2015   16:53 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan tanya dimana lokasi Ciheras, cari aja dengan mesin Google Map atau Google earth, maka anda akan menemukannya. Ciheras tak ubahnya wajah gadis cantik di selatan Kabupaten Tasikmalaya yang terserang wabah penyakit cacar tingkat akut, sehingga bolong-bolong mengerikan.

Ciherashima, - saya lebih asyik menyebutnya begitu saja - adalah bukti kelam upaya penghancuran sumber kekayaan alam negeri tercinta ini, lewat pemerkosaan hukum dan arogansi kekuasaan, lobang-lobang galian pasir besi yang dalamnya dibeberapa tempat katanya bisa mencapai 5 meter adalah janji reklamasi yang tidak ditepati.

Tidak ada yang istimewa di desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, kecuali mungkin hamparan bibir pantai yang landai, ombak laut yang sedang tapi cukup berbahaya buat dipakai berenang, dan tentu saja bagi anak-anak pecinta negeri adalah UdaRicky Elson berikut Site Penelitian Lentera Angin dan Lentera Bumi Nusantaranya.(LAN dan LBN)

Ricky Elson bukan sosok istimewa, tingginya sedang-sedang saja, berambut gondrong dan ikal, diikat dengan bando putih biar tidak semrawut diterjang angin pantai yang kencang, seringkali ditemui dalam kondisi tak bersandal, berpakaian sederhana nyaris kucel, bagi orang yang pertama bertemu mungkin malah mengiranya sebagai tukang kebun,

Anak muda lulusan Jepang -negerinya Mbah Sony, Mitsui, Honda dan seabrek perusahaan raksasa dunia- ditempa dengan budaya dan etos kerja tingkat tinggi para pendekar samurai, membuat semangat, daya juang dan kepakaran anak muda ini cukup sulit ditemukan padanannya di negara kita tercinta ini.

Ilmuwan yang tidak rela menerima sebutan ilmuwan, Doktor yang tak pernah mencantumkan gelar didepan namanya, perancang motor listrik tingkat dunia yang oleh para profesor di Negeri Amaterasu Omikami sana diakui dengan pengakuan yang cukup takzim.

Anak muda inilah yang sebenarnya menjadi salah satu daya tarik Ciheras bagi sebagaian besar pengunjung LAN/BAN dari hampir seluruh sudut Indonesia. Mahasiswa, peneliti, ahli kincir angin, pegawai negeri, profesor, doktor, orgainsasi pemuda, komunitas pengidola Dahlan Iskan (Dahlanis), masyarakat sekitar, termasuk nenek-nenek dan kakek tentunya.

Apa yang dikerjakannya di Ciheras, adalah pekerjaan biasa-biasa saja, setidaknya itu yang dikatakan dan diakui Uda Ricky -sebutan untuk Ricky Elson- kepada para pengunjung Site penelitiannya. Menanam lele, Nila, Gabus, Jahe dan Pepaya sambil menerapkan ilmu utamanya "menari bersama para penari angin" di atas langit pantai Ciheras yang gemulai.

Benar-benar pekerjaan yang biasa, tidak aneh, umum dan sangat biasa di belantara negeri, yang justru membuatnya istimewa adalah bahwa pekerjaan "biasa" ini dilakukan oleh orang "biasa" dan "biasa" dikunjungi oleh banyak mahasiswa dan masyarakat dari seluruh Indonesia.

Hayooo! Dimana letak istimewanya coba?

Tidak banyak pakar motor listrik di negeri ini, bahkan untuk menghitungnya, sebelah tanganpun masih kebanyakan, apatah lagi pakar motor listrik yang istiqamah meneliti manfaatnya untuk kemaslahatan bangsa dan negara kita tercinta, bisa jadi hanya dia satu-satunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun