Mohon tunggu...
Muhammad Fadli
Muhammad Fadli Mohon Tunggu... Penulis - Content Creator
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Muhammad Fadli adalah Awardee Beasiswa Gerbang RAJA 2015, Bankaltimtara 2020, Kaltim Idaman 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karya Sastra "Ibuku Surgaku" Bagian 3

15 Desember 2022   17:12 Diperbarui: 15 Desember 2022   17:28 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lanjutan bagian 3 ...

Setelah pembacaan puisi selesai maka tepuk tangan dan sorakan haru pun diberikan oleh murid-murid yang mendengarnya sebagai apresiasi kepada anak yang membacakan puisi ibu dengan sangat hikmat tersebut.Nayla pun keluar dari aula usai pembacaan puisi itu
Diiringi murid-murid yang lain juga keluar sembari menunggu acara penampilan pantun
 
Tampak di raut muka nayla tersembunyi rasa sedih dan haru usai pembacaan puisi tentang ibu itu karena dia mengingat sang ibu yang belum lama pergi meninggalkan dia untuk selama-lamanya.
Nayla pun berbicara pada dirinya sendiri

Nayla: coba saja ibu ku masi ada di sampingku pasti aku akan membacakan puisi seperti yang dibacakan oleh ritya tadi langsung didepan ibuku sebagai rasa sayangku kepadanya namun sekarang aku hanya bisa mengirimkannya doa agar dia bahagia disana. (sambil menunduk dan menahan tangis)

Ada beberapa murid yang tidak sengaja mendengar perkataan nayla tersebut lalu mereka menghampiri nayla dan memberikan semangat kepada nayla

Murid 6 kelas lain: maaf nayla kami tidak sengaja mendengar perkataan mu tadi aku tau pasti kamu sedih karena dihari ibu ini kamu tidak bisa mengucapkannya kepada ibumu (sambil mengelus bahu nayla)

Murid 7 kelas lain: tetapi tidak apa-apa nayla ibumu pasti sangat bahagia disana melihat anaknya hebat dan sabar dia juga pasti rindu dengan mu nayla (sambil tersenyum)

Murid 8 kelas lain: walaupun dihari ibu ini kamu tidak bisa mengucapkannya secara langsung tetapi kamu bisa mengirimkan doa yang terbaik untuknya disana aku yakin kok nay dia pasti senang kalau kamu mendoakan dia (sambil merangkul dan memberikan senyuman kepada nayla)
Nayla: (dengan mata yang berkaca-kaca dan terharu) terimakasih banyak ya teman- teman semua yang kalian bilang itu benar bahwa ibu aku disana hanya butuh doa dari aku agar dia tenang dan bahagia aku akan mendoakan ibu selalu karena aku sangat menyanyanginya sampai kapanpun.
Murid 9 kelas lain: benar itu apa yang dikatakan mereka yang dibutuhkan seorang ibu hanyalah doa semata agar mereka diberikan kesehatan dan keselamatan bagi yang masih ada dan diberikan tempat yang terbaik dan ketenangan bagi yang sudah tiada jadi kita
sebagai anak harus selalu mendoakan orang tua kita agar selamat dunia dan akhirat (sambil tersenyum simpul)

Murid 10 kelas lain: iya teman-teman kita harus sayang dan berbakti kepada orang tua kita, yasudah teman ayuk kita melihat penampilan pantun lagi

Keempat murid kelas lain dan nayla: ayukk

Mereka pun masuk kembali ke aula dan menyaksikan penampilan pantun Penampilam pantun pun dimulai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun