Mohon tunggu...
Muhammad Fadli
Muhammad Fadli Mohon Tunggu... Penulis - Content Creator
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Muhammad Fadli adalah Awardee Beasiswa Gerbang RAJA 2015, Bankaltimtara 2020, Kaltim Idaman 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karya Sastra "Ibuku Surgaku" Bagian 3

15 Desember 2022   17:12 Diperbarui: 15 Desember 2022   17:28 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya, tujuannya supaya tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.

Suatu ketika pemuda ini sudah berniat membuang ibunya kedalam hutan, karena sang ibu telah lumpuh dan agak pikin. Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya.

Sepanjang perjalanan, diam-diam sang ibu menggapai ranting pohon yang bisa diraihnya, lalu mematahkan dan menebarkannya sepanjang jalan yang mereka lalui tadi.

Sesampainya didalam hutan yang sangat lebat, sang anak menurunkan ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih. Ia tak menyangka bisa tega membuang ibunya sendiri.

Si ibu tetap terlihat tegar, sambil tersenyum ia berkata " aku sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu nak, supaya engkau tak tersesat dijalan pulang, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah. "

Mendengar ucapan ibunya, si anak menangis dengan kerasnya. Ia langsung memeluk ibunya dan menggendong sang ibu hingga kembali kerumahnya.

Diperjalanan hendak kerumah sang anak merasakan sesuatu yang aneh pada ibunya, ia menurukan ibunya dan melihat ibunya sudah lemas dan tidak berdaya. Ia mendengarkan detak jantung ibunya, dan ternyata ibunya sudah meninggal diatas pangkuannya. Ia merasa bersalah atas apa yang sudah dibuatnya, ia teriak sekencang-kencangnya dan memanggil ibunya, namun sang ibu sudah pergi meninggalkannya.

Selesai..

Kepsek: Sedikit nasehat dari saya untuk anak murid saya semua agar kita selalu menghargai dan menghomati orang tua selagi mereka masih hidup dan masih bisa bersama dengan kita jangan sesekali menyakiti hatinya dan teruslah mendoakan beliau. Seperti apapun rencana kita untuk menyakiti ibu kita pasti akan dicegah oleh yang maha kuasa, ibumu tempatmu bersandar, ia takakan pernah berdosa terhadapmu, kalian semua sampai hingga sekolah dasar saat ini karena berkat ibumu dan juga ayahmu, oleh karena itu senantiasalah menghormati ibumu dan sayangilah ibumu. Dengan kita adakan acara ini untuk menghargai jasa para ibu-ibu yang ada di dunia dalam rangka memperingati hari ibu karena ibuku adalah surgaku.

Mungkin itu saja yang dapat bapak sampaikan bapak tutup kegiatan ini dengan mengucpkan alhamdulillahhirabbilalalamin.

Wassalammualaijum wr.wb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun