Mohon tunggu...
Fachry Hasani Habib
Fachry Hasani Habib Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Pencari Momen, Penulis Cerita, Pengejar Khayalan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Sudah Bukan Waktunya Generasi Milenial Apatis Terhadap Politik

1 Januari 2018   20:18 Diperbarui: 2 Januari 2018   09:35 2281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan beberapa teman saya berani menyatakan dukungannya pada salah satu calon, lalu ada juga yang berani berdebat satu sama lain karena pilihan mereka berbeda. Ini hal yang sangat baik bagi perkembangan bangsa, memicu dialog antar sesama. Pada Pemilu tahun 2014, generasi milenial mencari tahu siapa yang mereka pilih, apa yang akan dilakukan para calon, apa ide mereka untuk Indonesia. Ingatan tersebut masih tergambar jelas dalam ingatan saya, itu salah satu momen paling menarik pada tahun 2014.

Menurut saya, generasi milenial lainnya juga harus terjun ke dalam politik. Tidak perlu menjadi Calon Legislatif (Caleg) atau bergabung dengan partai, tapi cukup untuk mencari tahu dan menentukan pilihan. Memang, seperti yang saya alami, itu sudah dilakukan pada pemilu 2014. Namun demikian, menurut saya, akan lebih baik jika generasi milenial mencari tahu lebih banyak. Mencari tahu lebih banyak yang saya maksud adalah untuk Pemilu Legislatif. Seperti yang kita tahu, sudah bukan rahasia lagi kalau banyak masyarakat yang mempertanyakan kinerja anggota DPR, produktifitasnya, kontribusi yang mereka berikan kepada masyarakat, belum lagi berita-berita miring yang melanda mereka. Sayangnya, terkadang masyarakat juga lupa kalau anggota legislatif juga merupakan hasil dari Pemilu yang masyarakat juga berkontribusi di dalamnya. Penting untuk diingat bahwa tugas legislatif adalah membuat Undang-Undang. Dengan membuat Undang-Undang yang baik, maka akan dapat membawa kebaikan bagi masyarakat.

Kita harus sadar bahwa semua hal yang diatur akan berdampak pada masyarakat. Investasi dari luar negeri, perdagangan, rumah murah, perburuhan, perlindungan hak asasi manusia dan lainnya akan bersumber dari aturan yang dibuat oleh legislatif. Sayangnya, beberapa orang masih merasa apatis dan mempertanyakan untuk apa berpolitik, untuk apa mendukung anggota DPR atau legislatif lainnya. Padahal pekerjaan yang anggota legislatif lakukan sangat substansial bagi perkembangan dan stabilitas Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi kita, terutama generasi milenial untuk memahami lebih jauh tentang Pemilu. Bukan hanya Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (yang pastinya sangat menarik), tetapi juga Pemilu legislatif.

Mungkin akan timbul pertanyaan, apa yang harus dilakukan? Calon legislatif (Caleg) kan sangat banyak. Memang sangat banyak. Menurut saya, kita harus mulai untuk mencari tahu siapa yang akan menjadi Caleg di daerah pemilihan kita sendiri. Paling tidak, lakukan background check dan pahami visi dan misinya. Jika itu terlalu berat, paling tidak, pahami partai pendukungnya, apa sejarah partai, visi dan misi, dan ide-ide yang sudah ataupun akan dilakukan partai tersebut ke depannya. Lalu, mungkin juga ada yang akan bertanya, tapi itu kan banyak sekali yang harus dibaca. Ya, memang banyak sekali yang harus dibaca dan dicari tahu. 

Tetapi menurut saya, itu adalah tugas kita sebagai warga negara. Kalau mengingat waktu SD, Indonesia ini adalah Ibu Pertiwi, sudah menyediakan segalanya bagi kita untuk dapat tinggal di Indonesia, Ibu Pertiwi memberikan kehidupan. Ini adalah tugas kita untuk menjaga dan berterima kasih kepada Ibu Pertiwi. Hanya mencari tahu dan membaca untuk event yang terjadi setiap 5 tahun sekali tentunya tidak berat. Kontribusi kita sangat penting untuk perkembangan Indonesia.

Tak hanya itu, sebagaimana yang sudah saya jelaskan di atas, generasi milenial adalah generasi yang paham teknologi. Oleh karena itu, tentunya sangat mudah sekali untuk mencari informasi apapun. Termasuk informasi mengenai pemilu dan hal yang berkaitan dengan itu. Ada kutipan yang menyatakan kalau di jaman ini, tidak ada seseorang yang mengetahui akan semua hal (Nobody Knows Everything). Semua orang dapat mengetahui semua hal. Generasi milenial harus sadar akan hal itu. Sadar bahwa teknologi yang dimiliki saat ini merupakan alat yang sangat powerful apabila dimanfaatkan dengan baik.

Intinya, generasi milienal harus dapat memanfaatkan teknologi dengan baik, mencari tahu lebih untuk pemilu 2019, berkontribusi lebih baik, bersinergi bagi bangsa. Selain itu, tidak mungkin sekumpulan singa dipimpin oleh kambing, dan tidak mungkin sekumpulan kambing dipimpin oleh singa. Pemimpin yang dipilih adalah cerminan pemilihnya. Saya berharap, kontribusi generasi milenial untuk pemilu 2019 (termasuk saya) semakin substansial dengan berbagai kelebihan yang dimiliki generasi ini.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun