Seorang karyawan biasa yang bekerja di bidang teknik pada perusahaan konstruksi dan genset, Triyono, berusia 50 tahun, menceritakan kisahnya meraih sukses di masa pandemi.
Pada awalnya, Triyono sebagai karyawan biasa pada bidang teknik di bagian panel kelistrikan. Pada perusahaan itu dia, bertugas merakit panel untuk dipakai provider telkomsel indosat. Berbekal pengalaman itu, Triyono memiliki misi ingin meniti karir bukan mencari uang dahulu, meskipun uang juga yang utama tapi dia memilih karir yang dipentingkan. Alhasil secara berkesinambungan karirnya meningkat, mulai pertama dari teknisi, kemudian menjadi kepala teknisi, dan akhirnya menjadi pimpinan yang membawahi beberapa teknisi di perusahaan itu.
Sebagai pimpinan, banyak pengalaman dan tantangan serta dapat melihat beberapa peluang usaha yang dikerjakan di perusahaan itu. Setelah merasa mampu melakukan beragam pekerjaan teknik, dalam hal ini adalah maintenance, lalu Triyono memutuskan keluar dari perusahaan. Sebagi langkah awal ingin mencoba membuka usaha sendiri, tapi karena dirasa belum mampu, akhirnya diputuskan untuk bergabung dengan perusahaan lain namun dengan sistem kerjasama bagi hasil.
Disini Triyono, berperan mencari proyek untuk perusahaan itu dengan fee bagi hasil. Setelah berjalan lebih kurang sekitar 2 tahun, dan merasa sudah banyak memiliki pengalaman, maka diputuskan untuk membuka perusahaan sendiri yang bergerak di bidang maintenance yang bernama PT Tritama Mitra Teknik, yang beralamat di Kampung Sawah Witana RT 002/RW 07, Kembangan Utara, Jakarta Barat. Triyono mengatakan “kita sudah berpengalaman dan expert disitu kemudian, kita mencoba mencari customer lainnya yang memang sudah kita fahami, akhirnya Kita mendapatkan satu customer bank dengan sistem kontrak”.
Triyono menambahkan, dirinya keluar pada saat pandemi karena pada perusahaan sebelumnya tidak bisa diajak untuk bekerjasama lebih luas dalam mencari customer lebih banyak karena ada masalah internal pada perusahaan itu. Itulah yang melatarbelakangi Triyono mempunyai keinginan harus membuat perusahaan sendiri secepat mungkin.
Triyono mengatakan “Pandemi bukan menjadi halangan, dan bukan alasan tidak kerja, pemasukan tidak ada, tetapi malah sebagai tantangan untuk membuat perusahaan. Meskipun membutuhkan modal yang besar untuk sewa kantor, membuat workshop, membeli peralatan pekerjaan, memperkerjakan karyawan”. Beruntung pada saat membuat perusahaan, Triyono langsung mendapatkan tender satu perusahaan bank, dengan pelaksanaan pekerjaan per 6 bulan sekali kontrak. Sebagai solusi untuk kekosongan diluar 6 bulan, perusahaan Triyono melakukan pekerjaan parsial ada untuk pemenuhan kewajiban membayar empat orang karyawan dan membayar pajak.
Kendala yang paling pokok dihadapi adalah struktur permodalan, karena jika hanya memliki sedikit customer, sedangkan biaya operasional terus berjalan berarti modal ini harus menutupi dulu operasional. Dan perusahaan ini tidak bisa mengambil sembarang pekerjaan jika memang budget dibawah modal perusahaan tidak diambil.
Jadi Triyono mempunyai prinsip menjalankan pekerjaan itu harus sesuai dengan modal. Perusahaan ini juga tidak mau gambling dengan meminjam dana ke bank, karena mengambil pekerjaan sesuai dengan modal sehingga tidak mempunyai hutang yang berjalan
Sementara itu, salah satu karyawan, April Rianto, 32 tahun, menyatakan awalnya dia sudah mengenal Pak Triyono sejak tahun 2014 dan bekerja di perusahaan yang sama di tempat Pak Tri bekerja. Kemudian setelah Pak Triyono membuka usaha sendiri akhirnya ikut bergabung mengingat sudah berteman lama.
April Rianto bekerja sebagai teknisi, ditanya tentang suka dukanya, dia menerangkan lebih banyak sukanya, dan merasa senang bekerja disini lantaran rasa kekeluargaan yang tinggi serta merasa enjoy tidak ada tekanan. Disinggung masalah duka, April Rianto menyebutkan hampir tidak ada dukanya semisal hanya pulang malam ketika mengerjakan di lokasi yang jauh. Setiap pekerjaan pasti ada kendalanya, namun alhamdulillah masih bisa teratasi. Menyinggung soal penghasilan dia menyebutkan "alhamdulillah lebih bagus dan lebih meningkat dibanding perusahaan yang lalu". April Rianto berharap kedepannya lebih maju lagi seiring dengan banyaknya order terhadap perusahaan.
Kunci sukses dalam merintis usaha ini menurut Triyono, Kita harus terus berusaha, menggunakan sistem jemput bola, dan meskipun selama ini tidak pernah mengiklankan perusahaan dan hanya dari mulut ke mulut saja. Menyadari bergerak bisnis di bidang jasa, perusahaan harus aktif menawarkan keunggulan service atau pelayanan kepada customer. Jadi keunggulan Perusahaan harus diberikan kepada calon customer. Kesuksesan bersifat relatif tetapi yang penting intinya adalah terus berusaha dan optimis serta sering berderma.
Triyono sebagai pendiri perusahaan yang telah memiliki dua kendaraan operasional dan empat orang karyawan ini, mempunyai harapan yang paling utama agar usahanya akan terus berjalan sesuai dengan perkembangan zaman. Kedepannya usaha yang mereka jalankan dapat menjadi usaha digital dalam arti pemesanan pekerjaan dapat melalui aplikasi dan bisa mendapatkan lebih banyak kontrak service maintenance di seluruh Jakarta.
Fachry Dwito Akbar, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Semester 3