Aku berdiri membatu di balik dinding kelas
membohongi diriku sendiri bahwa engkau telah pergi
kupandangi langit-langit kelas, mendustai air mata yang sudah jatuh
Bayangan masa lalu itu mewujud di meja-meja kosong
lengkap dengan keriuhan di koridor-koridor kelas
itulah sisa kenangan yang tak sempat kau bawa
Di atas teras dekat pintu kelas, tempat tiap harinya aku menantimu
untuk melihatmu, yang aku anggap itu adalah mengantarmu pulang tiap harinya
Tak banyak kata, tak banyak klausa, bahkan tak ada yang terucap
entah aku pemalu, atau kau yang tak mau
Mereka bilang aku bodoh, menganggap bahwa kenyataan itu sama dengan kisah khayal purbakala
Mereka bilang aku manusia yang terjerat cerita lalu, terbuai asa, terhanyut rasa
Perpisahan kita adalah hal yang sudah tertulis sebelum bumi tercipta
agar kita belajar, agar kita sadar, berdamai dengan rindu, bersahabat dengan asa
Agar kita percaya
Orang bisa berkata, namun kita yang punya cerita.
Selamat merangkai hidupmu yang akan ramai dengan kisah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H