Â
Langit biru cerah membentang di atas kepala. Tiga sekawan, Fahrul, Karman, dan Mulfi, duduk di atas bongkahan batu yang besar dan tinggi. Namun, ada satu hal yang berbeda: mereka semua mengenakan seragam SMA putih abu-abu.
"Kenapa kita harus pakai seragam, sih?" keluh Karman dan Mulfi sambil melirik Fahrul yang menyeringai lebar.
"Karena seru! Lagipula, kapan lagi kita bisa jalan-jalan kayak gini sebelum lulus?" jawab Fahrul penuh semangat. "Lihat saja nanti, orang-orang akan mengira kita bolos sekolah ke tempat ini karena disini belum ada SMA".
Karman dan Mulfi, hanya bisa menerima ide yang diberikan oleh Fahrul dan hanya mengangguk sambil tertawa kecil. "ini akan terasa seperti kita sedang bernostalgia juga, sih. Apalagi ini kan liburan terakhir kita bareng sebelum ujian kelulusan."
Mereka bertiga menaiki kapal laut menuju pulau Gag, tempat wisata Teteruga Beach yang terkenal dengan pantainya. Sepanjang perjalanan, mereka menghabiskan malam di atas kapal dengan menikmati segelas kopi panas dan pop mie sembari bercerita hal-hal lucu yang membuat mereka tertawa bahagia sambil menunggu kapal tiba di pulau Gag.
Setibanya Pagi di Pulau Gag, kita bertiga mulai berjalan menuju rumahku, setelah sampai di rumah besoknya kita ke pantai, sesampainya di pantai mereka langsung berlarian ke pasir putih. Karman melepaskan sepatunya, merasakan dinginnya air laut menyentuh kakinya. Mulfi sibuk mengambil foto selfie dengan latar belakang ombak, sementara Fahrul mencoba mencari tempat yang bagus dan cocok untuk berfoto bareng.
"Woi, jangan kebanyakan gaya, nanti dimarahin penjaga pantai," ejek Karman sambil tertawa.
"Tenang, gue mau cari tempat yang bagus buat kita foto bareng," balas Fahrul.
Sore harinya, mereka duduk di tepi pantai sambil menikmati air kelapa muda. Seragam mereka sudah basah dan penuh pasir, tapi itu tidak mengurangi semangat mereka.
"Aku bakal kangen masa-masa ini," kata Karman sambil menatap matahari terbenam. "Setelah lulus, kita pasti sibuk dengan urusan masing-masing."
"Makanya, nikmatin aja sekarang. Siapa tahu nanti kita ketemu lagi di sini, tapi dengan cerita baru," ujar Fahrul sambil tersenyum.
Karman mengangkat kelapa mudanya. "Untuk kita bertiga! Apa pun yang terjadi nanti, kita tetap sahabat!"
Mereka bersulang, dengan gelak tawa yang menyatu dengan suara deburan ombak. Seragam SMA mereka mungkin terlihat aneh untuk liburan, tapi bagi mereka, itu adalah simbol masa-masa tak tergantikan yang akan selalu mereka kenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H