Dalam urusan keyakinan, rocker termasuk yang suka mengaku-aku. Ada yang mengaku pemuja iblis, atheis, agnostik, macam-macam.
Tapi rocker yang satu ini beda. Dia mengaku tercerahkan. Di selendang bass-nya ada tulisan tauhid dalam bahasa Arab. Ya, Dia mengakui ke-Esa-an Allah. Dia taat menjalankan agamanya.
Dialah Daeng Oktav.
Alumni STM Kachak Makassar itu sempat kehilangan arah masa depan. Dia anak STM, tapi dia lebih suka main gitar. Sampai-sampai mamaknya bertanya-tanya: "Ini anakku mau jadi apa kodong?"
Dan pada suatu momen, dia hijrah ke Jakarta. Di kehidupan ibukota yang keras, dia menafkahi diri dengan menjadi office boy di sebuah tempat kursus musik. Dia berpikir: sambil kerja, bisa curi-curi waktu belajar alat musik.
Dalam perjalanannya, karena sudah bertalenta, kemampuan bermain musiknya meningkat. Terkhusus di alat musik gitar dan bass. Boleh dikata, kemampuannya di atas rata-rata.
Kemampuannya bermain bass akhirnya sampai ke telinga Eet Sjahranie. Kebetulan bassis Edane, Iwan Savarius, baru saja mundur.Â
Singkat cerita, Eet tertarik dengan permainan Daeng Oktav. Bak durian runtuh, dia pun didaulat menjadi bassis Edane. Sampai sekarang.
Hari-hari selanjutnya pun dijalaninya dengan penuh kesyukuran: menyembah Allah, menghajikan orangtua, menyayangi anak-istri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H