[caption id="" align="alignnone" width="576" caption="Hutan pinus (dok. pribadi)"][/caption] Kota Malino didirikan pada 1927. Sejarah itu tercatat pada sebuah monumen yang berdiri di tengah kota. Pendirinya adalah Pemerintah Hindia Belanda. Pada 1946, Malino tercatat dalam sejarah Indonesia. Di kota yang masuk dalam wilayah Kabupaten Gowa itu diadakan sebuah konferensi. Tujuan dari konferensi itu tidak main-main: mendirikan Negara Indonesia Timur. Konferensi itu kemudian diberi nama Konferensi Malino. Sekarang, Malino terkenal sebagai kota wisata puncak. Ragam wisata tersaji di kota itu: gunung Bawakaraeng, hutan pinus, kebun teh, kebun strawberry, air terjun, dan lainnya. Setiap akhir pekan, Malino ramai dikunjungi para wisatawan, baik lokal maupun asing. Sangat mudah menuju Malino. Dari Makassar, kita tinggal berkendara darat sekira dua jam perjalanan. Selama perjalanan, ragam pemandangan siap memanjakan mata: bendungan bili-bili, gunung yang membisu, pepohonan hijau, dan lainnya. Sungguh, Malino adalah kota wisata puncak yang memesona. Pesonanya 'tak pernah pudar hingga kini. Trust me! [caption id="" align="alignnone" width="576" caption="Jalanan kota yang membelah hutan pinus (dok. pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H