Mohon tunggu...
Fachrul Khairuddin
Fachrul Khairuddin Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

Terus Menulis!!!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengulik Alam Maros dari Atas Sepeda

16 Desember 2014   05:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:14 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersepeda lintas desa Maros (dok. pribadi)

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Bersepeda lintas desa Maros (dok. pribadi)"][/caption]

Maros adalah kota kabupaten dengan banyak desa di dalamnya. Hebatnya, jalan beton telah menghubungkan semua desa-desa. Walhasil, transportasi tidak menjadi masalah bagi warga di daerah yang berbatasan langsung dengan Makassar itu.

Selain warga yang dengan leluasa menikmati fasilitas jalan beton, juga saya: pasapeda asal Makassar. Pada Ahad (12/14/2014) yang cerah kemarin, saya berkeliling hampir 50 kilometer melintasi desa-desa di Maros: Tenrigangkae, Kurusumange', Sudirman, Lekopancing, Carangki, Tanadidi, Damai, Sambueja, Segesegeri, dan Baji Minasa, termasuk kota Maros sendiri.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Jalanan beton penghubung desa-desa (dok. pribadi)"]

Jalanan beton penghubung desa-desa (dok. pribadi)
Jalanan beton penghubung desa-desa (dok. pribadi)
[/caption]

Ragam pemandangan alam saya dapatkan selama menempuh perjalanan yang melelahkan itu. Dari pemandangan alam itu, saya menyadari betapa kayanya sumber daya alam Maros. Berikut saya runut:

Satu, Maros adalah daerah lumbung padi. Selama perjalanan, saya mendapati banyak sawah yang menghampar luas. Semuanya produktif. Bahkan petani Maros telah menerapkan mekanisasi pertanian guna meningkatkan produktifitas mereka.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Jalanan beton yang membelah persawahan (dok. pribadi)"]

Jalanan beton yang membelah persawahan (dok. pribadi)
Jalanan beton yang membelah persawahan (dok. pribadi)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Mekanisasi pertanian (dok. pribadi)"]
Mekanisasi pertanian (dok. pribadi)
Mekanisasi pertanian (dok. pribadi)
[/caption]

Dua, Maros adalah daerah penyedia bahan baku bambu. Titik tersejuk saat bersepeda adalah ketika saya melintasi jalanan beton yang di kanan-kirinya tumbuh pohon bambu. Di sisi jalan tampak parkir mobil truk yang baknya dipenuhi bambu-bambu hasil tebangan. Pikiran saya: bambu itu mungkin akan dibawa ke Makassar.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Panen bambu, angkut ke Makassar (dok. pribadi)"]

Panen bambu, angkut ke Makassar (dok. pribadi)
Panen bambu, angkut ke Makassar (dok. pribadi)
[/caption]

Tiga, Maros adalah daerah tempat beroperasinya pabrik Semen Bosowa. Ada pemandangan ganjil saat saya melihat bukit-bukit di Bantimurung yang panjang membentang. Sebagian dari bukit itu tampak gundul di kejauhan. Ya, di bukit yang gundul itulah pabrik Semen Bosowa beroperasi. Semen Bosowa adalah produsen semen terbesar kedua di Indonesia Timur setelah Semen Tonasa.

[caption id="" align="alignnone" width="576" caption="Bukit yang membentang (dok. pribadi)"]

Bukit yang membentang (dok. pribadi)
Bukit yang membentang (dok. pribadi)
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun