Mohon tunggu...
Muhammad FachrulHudallah
Muhammad FachrulHudallah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

"Jika Aku bukan anak Raja, Penguasa, Bangsawan, dan dari kalangan Priyayi, Aku hanya dapat mengenalkan diriku melalui gagasan karyaku"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Memang Berdoa, tapi Bukan Begitu Maksudnya

28 Mei 2020   01:26 Diperbarui: 28 Mei 2020   02:25 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mau keluar ada corona, mau di rumah kelaparan. Hal itu membuat bingung para tulang punggung keluarga. Walaupun hanya memiliki satu nyawa, mereka tetap bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Mereka tidak seperti naruto yang memiliki jurus 1000 bayangan. Jadi, mereka satu dan mempertaruhkan hidup untuk keluarganya.

Seorang tulang punggung keluarga itu hebat. Walaupun mereka tidak memiliki jurus seperti di serial naruto, mereka tetap kuat. Mereka mempertaruhkan nyawanya demi keluarga tercinta. Pertanyaannya, jika tidak dia yang mempertaruhkan nyawa buat keluarganya, lalu siapa?

Saya kira tidak hanya pedagang yang mengalami efeknya, tetapi juga yang lain, contohnya buruh pabrik. Pastinya, seorang perantau yang menjadi buruh pabrik ingin pulang ke rumah waktu puasa dan lebaran. Mereka ingin menyenangkan keluarga dan saudara-saudaranya. Tetapi sungguh sama, malang nasibnya. Mereka di PHK karena musim corona. Peristiwa itu hampir sama dirasakan dari segala profesi.

Angan-angan saya waktu kuliah sebelum datangnya puasa kan ada salah satu tradisi yang namanya "Dandhangan." Mungkin orang Jawa Tengah paham tradisi tersebut, terutama Kudus. Saya pernah bicara sama teman untuk mengijinkan kuliah selama 10 hari karena ingin berjualan saat acara dandhangan. Harapanku malah kampus meliburkan mahasiswanya dengan alasan menyambut bulan puasa.

Aku sudah merencanakan strateginya, tetapi meleset. Aduh, udah berdo'a dan bersiap-siap malah pupus. Di acara dandhangan, banyak pedagang kaki lima yang berjualan di kota dan memenuhi ruas jalan. Tidak hanya dari kota asal, tetapi juga kota lain.

Aku menunggu, begitupun juga pedagang lain yang sama sepertiku. Nah-nah karena corona kita tidak bisa berjualan dengan khidmat. Mungkin dapat sedikit dilupakan acara dandhangan, tetapi bekas masih tetap ada. Di masa ramadhan juga sama, pasar seperti kuburan dan toko seperti objek foto yang jarang orang datang.

Ramadhan kali ini sepi, benar-benar sepi. Aku pengen ngeluh mengenai sepinya pasar. Tapi, pasti juga orang lain merasa sedih. Aku dengar berkali-kali keluhan dari mereka. Apalagi, dari mereka dari ekonomi menengah ke bawah. Yang aku rasakan, mungkin banyak orang juga yang merasakan kesedihan ini.

Ini do'aku? ya benar. Do'aku adalah ingin puasa di rumah untuk mremo dan lebaran di rumah. Do'aku bukan didatangkan virus corona. Do'aku memang dikabulkan untuk pulang ke rumah, tetapi aku sama sekali tidak do'a untuk datangnya virus. Andai aku bisa merevisi do'aku yang telah terkirim, pasti akan aku ubah do'aku alias revisi.

Nah-nah balik lagi ke masalah ekonomi. Kalau pendanaan bantuan sosial macet di pemerintah, nasib rakyatnya gimana?

Di Indonesia banyak orang miskin? Banyak. Banyak orang kaya? Banyak. Kan banyak itu jamak yang artinya lebih dari tiga. Nah ketika orang dengan ekonomi menengah ke bawah ini dibiarkan dan tidak diberikan ulur tangan dari pemerintah, akan mengalami kesusahan. Saya juga merasakan hal yang sama. Ayolah pemerintah, berikan bantuan untuk masyarakat.

Ketika pemerintah pusat menurunkan bantuan dana kepada pemerintah daerah, tolong diawasi. Nah apalagi kalau udah masuk ke desa, perlu pengawasan yang ketat. Bisa saja, bantuan itu diberikan kepada orang terdekatnya. Nah itu kan bahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun