Pendaftar yang sudah terdata, sudah siap untuk di wawancarai oleh Pak Ryan dan Istrinya serta terdapat Kakek dan Nenek dari Tini sendiri. Keluarga Tini menunggu lama dan menunggu orang yang mendaftar itu hadir serta dapat bertanggung jwab atas apa yang dilakukannya, yaitu mendaftar.Â
Ternyata, alhasil yang mengikuti wawancara hanya 4 orang dan selebihnya tidak datang, memberi konfirmasipun juga tidak. Bapak Tini ketika wawancara selesai mengatakan, "Nak, Kamu bisa lihat. Banyak orang yang hanya bisa bicara tetapi tidak beraksi. Ibarat kata dia hanya pandai merayu tetapi tidak ada keseriusan untuk menikahi".Â
Bapak Kepala Desa Hudhud sangat geram melihat banyak orang yang berbicara tetapi nol aksi. Tetapi, Tini tak apa-apa jika masih ada empat orang yang mau mendampinginya menuju jenjang yang lebih serius. Empat orang itu bernama Afyan, Burson, Arya, Sino, kesemuanya memiliki ijazah strata satu.
Tini tidak mau ceroboh, begitupun juga Bapaknya. Untuk mengumumkan, mereka berjanji sepuluh hari setelah wawancara akan diumumkan ke via whatsApp dari masing-masing orang.Â
Pertimbangan dari segi babat, bebet, dan bobot dipertimbangkan matang-matang oleh keluarga yang bisa disebut dengan keluarga suri yang memiliki arti yang suka ke ria gembiraan.
Menunggu sepuluh hari tidak seperti mengandung yang menunggu beberapa bulan untuk melahirkan. Akhirnya, datanglah hari itu dan yang dapat menjadikan istri Tini adalah Afyan.Â
Pria yang dipilih keluarga Suri, menurutnya memang memiliki beberapa sikap yang dia lebih unggul daripada yang lainnya, yaitu sikap jujur dan sedikit pembelaan darinya karena menurut keluarga suri, dia adalah orang yang apa adanya. Keluarga suri menelisik bukan hanya mereka bertiga, tetapi mendatangkan ahli psikologi untuk mengecek tingkat kejujuran dan kesiapannya.
Afyan bahagia bukan main, keesokan harinya dia membawa keluarganya untuk melamar Tini sang gadis desa Hudhud. Mereka membawa dokar untuk mengantarkan  parsel-parsel yang mau diberikan kepada calon Istrinya.
Tini, juga bahagia karena melihat Afyan yang jujur apa adanya. Ternyata, Tini bohong kepada ayahnya bahwa dia tidak kenal Afyan. Ketika Ayahnya mengenalkan Tini di forum keluarganya dan calon besan,  Tini berkata, "Yah, Afyan adalah teman SD Tini dulu. Jikalau boleh jujur, Tini dulu menyukainya karena memang kesederhanaannya". Ayah Tini  mewajarinya dan Tini meminta maaf karena belum pernah memberikan informasi itu kepada orang tuanya.
 Forum keluarga yang dipimpin oleh masing-masing keluarga menyepakati bahwa pernikahan akan dilangsungkan sesuai dengan tanggal lahir Tini dan mereka semua menyepakatinya karena satu bulan mendatang Tini juga ulang tahun. Akhirnya keluarga Afyan pulang dan salaman kepada kedua orang tuanya untuk selalu meminta restu dan semoga jalan ini yang terbaik untuk kedepannya.
 Menunggu waktu Ulang tahun Tini yang tepat satu bulan setelah lamaran itu, mereka persiapkan untuk dekorasi, catering dan lain sebagainya agar pernikahannya sederhana tetapi mengenang.Â