Mohon tunggu...
Fachrul Hidayat
Fachrul Hidayat Mohon Tunggu... Insinyur - Petani

Seorang Petani. Menulis kalau sempat dan naik gunung kalau ada yang ajak. Personal blog: fachrulhyd.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Melirik Peluang Usaha Ternak Ayam Kampung secara Intensif

3 April 2020   10:22 Diperbarui: 1 Agustus 2020   13:42 1550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkhusus masyarakat di pedesaan, memelihara ayam kampung sudah menjadi tradisi turun temurun. Saya percaya bahwa usaha ayam kampung secara intensif akan sangat cocok dilakukan di pedesaan. Dengan lingkungan yang sejuk, sumber pakan ayam melimpah, dan sumber daya manusia yang sudah telaten, desa akan menjadi lokasi usaha yang tepat.

Namun demikian, diperlukan peningkatan pengetahuan yang lebih komprehensif. Mulai dari bibit ayam yang baik, kandungan pakan yang tepat, vitamin dan obat-obatan, metode perkandangan, sampai pada cara pemasaran. Banyak peternak yang membesarkan ayam kampung tanpa mengetahui dengan pasti ayam yang dipeliharanya itu lebih cocok menjadi ayam kampung pedaging atau petelur. Makanya usaha ternak secara intensif tak cukup hanya dengan menggunakan teknik budidaya sederhana seperti yang selama ini dilakukan di pedesaan.

Peluang Pasar Besar dan Berkesinambungan

Dari hari ke hari permintaan daging ayam kampung terus meningkat. Konsumen daging ayam kampung seperti memiliki kelas tersendiri. Rumah makan dan restoran makin banyak yang menyajikan menu daging ayam kampung. Rumah tangga pun kini makin banyak yang beralih dari daging ayam Broiler ke ayam kampung. Hal ini tidak terlepas dari kualitas daging ayam kampung yang memang berbeda dibandingkan ayam Broiler.
Jika anda tertarik untuk memulai usaha ini, cobalah sesekali anda melakukan survei ke pasar atau ke masyarakat. Yakin saja, kebanyakan dari konsumen daging ayam akan lebih menyukai daging ayam kampung.

Selain daging, telur ayam kampung juga adalah komoditi pasar unggulan. Di masyarakat, telur ayam kampung digunakan sebagai suplemen penambah stamina. Oleh sebab itu, meskipun dengan harga yang lebih mahal dibandingkan telur ayam Ras, telur ayam kampung memiliki segmen pembeli tersendiri.

Jika direncanakan dengan baik, peternak juga bisa menggarap penjualan bibit ayam kampung sekaligus. Bagian ini memerlukan pengetahuan yang lebih tentang breeding atau pembibitan ayam. Beberapa peternak ayam kampung yang telah menggeluti usaha ini secara intensif, menggunakan mesin tetas telur yang bekerja secara otomatis. Dengan demikian produksi bibit atau anak ayam bisa berlangsung lebih efektif.

Harga Jual Tinggi dan Belum Banyak Pesaing

Seperti yang saya sampaikan di awal bahwa konsumsi daging ayam saat ini masih didominasi oleh ayam Broiler, sehingga pelaku usaha ayam kampung di pasaran pun masih sangat terbatas. Sedangkan kita sudah tahu bahwa daging ayam kampung memiliki kelas konsumen sendiri di masyarakat yang jumlahnya terus bertambah. Disamping itu, karena kualitas dagingnya yang lebih nikmat, dipasaran harga daging ayam kampung lebih tinggi dibandingkan daging ayam Broiler. Beberapa fakta ini tentu sangat memukau bagi orang yang bisa melihat ini sebagai peluang bisnis.

Pembudidaya ayam kampung secara intensif berskala bisnis ibaratnya masih bisa dihitung jari. Jumlahnya sedikit. Tidak berimbang dengan permintaan pasar. Kebanyakan peternak ayam kampung saat ini masih berskala rumahan, yang jumlahnya hanya berkisar belasan hingga puluhan ekor. Sehingga tak cukup menutupi kebutuhan pasar. Bandingkan dengan ayam Broiler. Satu peternakan saja bisa berkisar 1000 - 5000 ekor ayam.

Di Indonesia, kebanyakan peternak ayam kampung yang sudah besar berada di Pulau Jawa, sedangkan di luar Jawa masih sangat minim. Peternak diluar pulau Jawa biasanya membeli bibit ayam muda dari peternak di Jawa. Kadang dikirim lewat udara menggunakan pesawat.

Jika kita mulai beternak ayam kampung, tidak akan butuh waktu lama untuk mendapatkan pangsa pasar yang mumpuni di kota-kota besar. Peluang ini sepertinya terbuka jauh lebih besar bagi daerah-daerah diluar Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun