Kisah Sederhana yang Absurd dengan Jokes Receh
Konsep cerita film Terlalu tampan memang sedikit berbeda dengan yang ada di komik, di versi filmnya ini lebih menyajikan konflik yang dihadapi oleh Kulin selama menjadi cowok terlalu tampan. Konflik utama yang menjadi garis besar di film ini tentunya tentang keluarga, persahabatan dan percintaan. Yang menjadi menarik dari film ini adalah bagaimana penyajian ceritanya ringan  tapi dikemas dengan hal-hal yang absurd, menggelitik dan menyentuh perasaan. Jokes receh ala webtoonnya masih dipertahankan dalam beberapa dialog film, sehingga menghasilkan nuansa komedi yang tetap menghibur dan asyik untuk dinikmati.
Walaupun konfilk yang dihadirkan cukup sederhana seperti kebanyakan cerita cinta remaja kebanyakan, namun yang menonjol di film ini adalah bagaimana sebuah bumbu drama ketika bisa disatukan dalam satu unsur komedi yang emang benar-benar absurd dan receh. Hasilnya adalah humor-humor yang bersifat spontan mampu ditempatkan pada momen yang pas sehingga bisa mencairkan segala ketegangan yang ada dan tentunya mampu meledakkan tawa para penonton yang ada di  bioskop.Â
Akting yang Saling Melengkapi
Kombinasi para pemain di film Terlalu tampan terlihat sangat pas ketika melihat Ari Irham berperan sebagai Mas Kulin si cowok terlalu tampan, aktingnya cukup bagus dan yang terpenting wajahnya emang bener-bener tampan. Selain itu pemilihan karakter pemain untuk Keluarga Kulin juga sangat tepat.
 Pak Archewe sangat proporsional ketika Marcellino Lefrandt dengan tubuh kekar bersuara lembut menjadi kepala rumah tangga, lalu ada Iis Dahlia dengan kumis tipis khasnya sangat pas ketika menjadi karakter Bu Suk yang juga dijuluki si perempuan tampan. Tidak ketinggalan pula Tarra Budiman tampil cukup meyakinkan dengan jokes-jokes recehnya yang semakin membuat segar suasana saat keluarga ini berkumpul.
Calvin Jeremy, Rachel Amanda dan Nikita Willy juga mampu tampil meyakinkan dengan peran mereka masing-masing, kehadiran mereka bertiga semakin menambah warna kesegaran dalama film ini.Â
Sinematografi Penuh Warna dan Mempesona
Sebagai sutradara debutan untuk film layar lebar, Sabrina Rochelle Kalangie mampu menghadirkan sebuah film yang memiliki sinematografi yang ciamik, editing smoth dan tone visual warna yang cantik. Yang saya sangat suka adalah ketika visual serta mood beberapa karakter dalam film ini juga disisipi efek grafis ala komik yang membuat sensasi seolah-olah kita membaca komik terlalu tampan. Berbagai ragam evek visual penuh warna yang dihadirkan dalam film terlalu tampan jujur saja membuat pengalaman menonton semakin terasa dan tidak gampang membosankan.
Kesimpulan
Terlalu tampan hadir sebagai film komedi yang benar-benar absurd, kocak, unik, mengggelitik dan sarat pesan positif. Â Kisahnya yang absurd tentang remaja terlalu tampan ternyata menyimpan cerita menyentuh dan dalam tentang kepercayaan diri, kehangatan keluarga, arti persahabatan dan perjuangan mengejar cinta