Mohon tunggu...
Fachrudin Alfian Liulinnuha
Fachrudin Alfian Liulinnuha Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya sekedar freelance

Hanya ingin sekedar berbagi, bukan menggurui....

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kolaborasi Kemenkes RI dan Blogger Untuk GeMa CerMat

29 November 2017   22:20 Diperbarui: 29 November 2017   22:24 1954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cek kesehatan (Dokumentasi pribadi)

Siapa yang butuh Antibiotik ? yakni bakteri jahat. Bakteri Jahat yang menyebabkan infeksi seperti infeksi diparu-paru, infeksi di pencernaan dll. Maka dari itu gunakan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri, bukannya mencegah penyakit. Antibiotik hanya bekerja untuk mengatasi infeksi bakteri. Ini berarti mengonsumsi antibiotik pada infeksi virus tidak akan menyembuhkan penyakit atau membuat Anda lebih cepat sembuh.

Beliau juga mengungkapkan bahwa manusia sudah memiliki mekanisme pertahanan tubuh yang luar biasa yang diberi oleh sang pencipta. Masyarakat juga perlu mengetahui bahwa sebagian besar penyakit tumbuh dengan sendirinya, seperti influenza, batuk, pilek maupun demam berdarah. Penyakit tersebut tidak perlu obat atau antibiotik, karena penyebabnya dari virus. Menjaga kesehatan, istirahat yang cukup, Olahraga, banyak minum air putih lalu luangkan waktu untuk menghirup udara pagi adalah beberapa cara agar kita tidak mudah terkena virus.

Photo by http://www.imgrum.org/user/tanyaapoteker
Photo by http://www.imgrum.org/user/tanyaapoteker
Kebanyakan orang juga  khawatir bila sudah terserang batuk pilek, padahal itu merupakan cara tubuh untuk melindungi paru-paru kita dari menumpuknya lendir. Sedangkan Diare atau Muntah merupakan cara tubuh Kita untuk membuang zat-zat beracun dari perut. Jadi tidak perlu obat namun butuh oralit untuk diare.

Masyarakat harus sadar dan memahami bahwa penggunaan antibiotik yang tidak tepat selain bisa menjadi tindakan yang boros secara ekonomi juga bisa berbahaya secara klinis, yaitu resistensi bakteri terhadap antibiotik. Resistensi tersebut terjadi ketika bakteri mengalami kekebalan dalam merespons antibiotik yang awalnya sensitif dalam pengobatan.

Tidak hanya itu saja, bahkan akibat dari resistensi bakteri terhadap antibiotik, menyebabkan sebanyak 700 ribu orang meninggal pertahunnya sampai 2013. menurut data World Health Organization (WHO), mengatakan sebanyak 700 ribu orang meninggal dunia pertahunnya sampai 2013, sedangkan diperkirakan angka tersebut akan terus bertambah hingga 10 juta jiwa pertahunnya pada 2050 mendatang.

*******

Dari materi-materi yang sudah saya dapat dalam acara temu blogger kesehatan, saya semakin mengerti bahwa obat itu seperti pedang bermata dua. Ada efek baik dan buruknya, jadi sebagai pasien kita harus cerdas dan cermatdalam menggunakannya. Setelah mengikuti acara ini, saya sendiri juga baru tersadar, Oh ternyata pemahaman yang selama ini beredar di masyarakat terkait penggunaan obat atau antibiotik ternyata masih banyak yang keliru dan harus diluruskan

Sudah saatnya kita harus bijak dalam menggunakan obat, jangan sedikit-sedikit gunakan obat atau antibiotik. Terima kasih Kementerian Kesehatan RI yang sudah menyelenggarakan acara ini, semoga ilmu yang sudah kita serap dapat diviralkan kepada masyarakat agar lebih cerdas sekaligus dapat mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilannya dalam menggunakan obat secara tepat dan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun