Mohon tunggu...
Fachri Zen
Fachri Zen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

blumbang (berbudi luhur maju berkembang)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aswaja An-Nahdliyah: Aliansi Menuju Konstelasi Masyarakat Harmoni

1 Oktober 2024   14:13 Diperbarui: 1 Oktober 2024   14:16 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"sayangilah  semua penduduk  yang ada di bumi,maka semua yang di langit akan mengasihimu" HR:Abu dawud Dan Tirmidzi. 

Hadits tersebut menjadi risalah yang berarti bagi kita sekaligus hadits yang perlu kita cermati dan resapi,di dalamnya mengandung perintah sekaligus pernyataan secara implisit tentang apa yang kita kerjakan atau yang kita beri maka itulah yang akan kita dapatkan.hadits tersebut juga menjadi sebuah tuntunan bagi umat manusia untuk menghadapi dinamika kehidupan social yang kian anarkis dan carut marut.

Secara etimologis Aswaja berarti sekelompok orang atau masyarakat yang berpegang pada sunah dan menjadikannya salah satu aspek way of  life dalam hidupnya,dalam kosmosnya,aswaja memiliki 4 karakter inti yang di jadikan parameter dalam dirinya, 4 karakter tersebut yakni Tawassuth,Tawazun,I'tidal,dan Tasamuh.karakter inilah yang akan menstimulasi kita untuk menuju kehidupan rahmatan lil 'alamin sehingga tercipta kehidupan yang sejahtera.tatkala kita pandang aswaja an-nahdliyah sebagai sebuah aliansi atau organisasi masyarakat yang di negara ini di bungkus dengan nahdlatul ulama,maka secara history empiricnya dapat kita ketahui bahwa konsep aswaja an-nahdliyah menjadi salah satu pelopor dalam mewujudkan serta menumbuh kembangkan realitas social yang baik karena di bentuk oleh dogma agama khas Aswaja yang lembut dan fleksibel.

Dalam pengertiannya,konsep tawasuth berarti tengah-tengah atau tidak ekstrem condong ke salah satu spectrum baik kanan ataupun kiri,satu konsep ini ketika kita implementasikan dalam kehidupan maka akan membentuk suatu laku yang bersifat independen dan ideal dalam menghadapi suatu fenomena tertentu,sehingga dengan karakter yang ideal ini dapat menjadikan kita bersifat fleksibel dalam mengambil suatu tindakan dan tidak terganggu oleh satu sisi manapun dengan berpegang pada sunah ataupun prinsip agama islam yang sah dan otentik. konsep selanjutnya yaitu tawazun atau seimbang dalam segala hal, ajaran ini menekankan pada keseimbangan dalam penggunaan dalil aqli dan naqli yang harus senantiasa di sinergikan dalam menjadikannya suatu tuntunan pengambilan keputusan atau tindakan,hal ini juga sudah secara implisit di terangkan dengan cara Allah selalu mengutus para rasul yang di bekali akal rasional dan senantiasa di damping oleh kitab-kitab ajaran yang di bawanya,hal tersebut menyatakan bahwa akal rasional juga harus di imbangi atau seimbang dengan dalil naqli yang bersumber dari al-qurn dan hadis. sedangkan I'tidal berarti tegak lurus,dalam artian selalu mengambil sikap konsisten dan komitmen yang kuat terhadap suatu fenomena. dalam aliansi aswaja konsep ini memiliki peran yang harus mendominasi.karena sikap tegak lurus harus senantiasa di lakukan dan di kampanyekan guna sebuah sikap yang berpendirian di tengah kompleksitas dunia saat ini.sikap tegak lurus ini sangat relevan dengan upaya mengkontruksi lingkungan yang berkeadilan dan harmonis,

Selain tiga prinsip tadi dalam ajaran aswaja juga memuat konsep tasamuh atau secara Bahasa bermakna toleransi,yang bermakna menghargai setiap perbedaan keyakinan atau pandangan yang ada guna menciptakan lingkungan yang harmonis,namun bukan berarti membenarkan apa yang mereka yakini,sikap tassamuh merupakan suatu manifestasi dari perintah allah seperti halnya ketika menyuruh nabi musa agar bertutur kata lembut kepada fir'aun guna menciptakan dinamika dakwah yang lembut atau toleran.

Karakter dan prinsip yang di ajarkan aswaja An-Nahdliyah melalui 4 konsep tadi sangat relevan dan inklusif ketika di implementasikan dalam aspek kehidupan terutama dalam bermasyarakat,hal ini juga erat kaitannya dengan konsep NKRI yang di bungkus dalam ideologi Pancasila dimana di dalamnya mengatur suatu tatanan masyarakat homogen yang kondusif dan harmonis,prinsip-prinsip aswaja tersebut juga memiliki potensi yang tinggi untuk mengonstruksi konstelasi masyarakat yang sejahtera yang di awali dari kehidupan yang harmonis,sehingga walaupun stratifikasi social tidak bisa di pungkiri di era modernisasi ini,namun ketika semua elemen masyarakat berpegang pada prinsip ini maka kehidupan akan relatif berdaulat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun