Akhir-akhir ini dunia sedang disibukkan dengan munculnya kembali isu tentang diskriminasi, di mana pemicunya adalah kematian seorang warga kulit hitam Amerika akibat ulah seorang oknum polisi berkulit putih.Â
Ya, tagar #BlackLivesMatter menjadi hal yang menyatukan dunia pada saat ini dengan aksi solidaritas telah banyak dilakukan di berbagai negara. Di Indonesia kemudian juga muncul tagar #PapuanLivesMatter yang selanjutnya memunculkan kembali diskusi-diskusi tentang keadilan bagi masyarakat Papua.
Selain hal-hal yang berbau SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), diskriminasi yang muncul dari adanya Harding's errorjuga dapat menyinggung pada perbedaan gender, perbedaan tingkat status sosial-ekonomi, dan lain-lain. Tanpa sadar kita sering melakukan hal tersebut meskipun hanya di dalam benak kita.Â
Contohnya adalah ketika seorang perempuan turut berpendapat untuk pengambilan suatu keputusan penting. Masih banyak di antara kita yang tidak menghargai pendapatnya hanya karena yang berpendapat adalah seorang perempuan.Â
Atau juga ketika melihat seseorang dengan tingkat status sosial-ekonomi rendah, pikiran kita akan segera mengasosiasikan orang tersebut dengan kriminalitas atau keburukan-keburukan lainnya, meskipun dalam kenyataannya tidak terbukti.
Untuk dapat mengatasi hal-hal tersebut, kita sangat perlu untuk mengubah stigma yang telah tertanam di dalam masyarakat sejak berpuluh bahkan beratus tahun lamanya.Â
Mungkin salah satu caranya adalah dengan membiasakan diri kita untuk menyadari bahwa setiap manusia memang diciptakan berbeda, baik antarsuku, ras, bahkan individu sekalipun, dan biasakan itu menjadi suatu kewajaran.Â
Setiap orang berhak untuk dapat menikmati hidup dengan aman dan nyaman sebagaimana mestinya. Tuhan pun telah menyatakan bahwa Ia telah menjadikan manusia itu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kita saling mengenal, bukan untuk saling merendahkan bahkan membenci.Â
Kita pun tidak pernah tahu apakah di masa yang akan datang kita membutuhkan bantuan dari golongan tertentu atau tidak. Maka dari itu, jadilah orang baik di antara manusia, dan mulailah dari pikiran.Â
Sebab Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya yang berjudul Bumi Manusia menyatakan bahwa "seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan".
Referensi:
Gladwell, M. (2018). Blink!: Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama