Sebelum video klip dari tafsir mistik keluar, baru audio musik yang diunggah di youtube sudah mencuri perhatian para fans The Panturas ini, lyric video yang diunggah pada tanggal 5 Maret 2021 di youtube ini menampilkan video dengan gambar seperti buku-buku lama yang gambar tersebut memuat beberapa cerita mistis lokal.Â
Tidak beberapa lama kemudian pada tanggal 12 Maret 2021 video klip dari lagu tafsir mistik telah dirilis di official akun The Panturas yang hanya berselang hari sudah ditonton lebih dari 50.000 kali dan sudah mencapai 7000 like lebih di youtube nya.Â
Video klip dari Tafsir Mistik melibatkan beberapa aktor layar lebar dan kawakan teater seperti  Sha Ine Febriyanti serta musikus Sir Dandy Harrington yang berperan dalam video klip seperti film laga kuno pada jaman televisi hitam putih.
Di video klip diceritakan sebuah kisah tentang legenda kujang atawa leak aka vampir betina yang menyerang pemukiman di daerah Priangan di masa kemerdekaan Indonesia.Â
Terliahat di video tentang pembataian yang dilakukan oleh Nyai Kuyang yang berdansa sembari membantai seluruh orang yang mengincarnya di dalam rumah tersebut.Â
Menurut Yustinus Kristanto selaku direksi imajinasi dan visual cerita kuyang itu merepresentasikan sebuah ideologi yang tidak akan pernah mati.
Video ini diangkat berdasarkan film-film asia tahun 60 sebagai preferensi , Seperti beberapa karya ,milik Usmar Ismail. Selain Sha Ine Febriyanti dan Sir Dandy Harrington terdapat juga pemeran pembantu atau cameo yang merupakan orang-orang yang menjadi panutan The Panturas.
Mungkin lagu ini menjadi pembuka sebuah album yang akan viral nantinya dan seperti apakah lagu selanjutnya itu semua membuat kita penasaran, ditambah lagi pembawaan dari Acin yang sangat maksimal membuat kita terbawa di dalam lagunya dan frasa frasa yang bermakna tinggi dapat mengubah pola pikir manusia, liriknya membuat kita sebagai manusia melihat keberpihakan masyarakat terhadap dua hal yang salah dan benar dibanding dengan menghakimi lebih baik kita mengapresiasi kedua idealisme tersebut sehingga tidak ada perpecahan.Â
Penggunaan frasa seperti rakyu, amuh, ruqyah, mustaqim, dan swanirwana merupakan lonjakan variasi lirik yang diciptakan oleh The Panturas, penggunaan frasa yang beraneka ragam ini membuat kita memutar otak untuk mencari maknanya dan harus mencerna dengan sebaik mungkin setiap kata karena memiliki arti yang sangat bermakna.
Permainan yang diciptakan The Panturas bagaikan memutarbalikkan sebuah benda karena mereka yang selalu memainkan lagu dengan tempo cepat sekarang bermain dengan tempo yang lambat. Gogon sang bassis mengungkapkan bahwa mereka (The Panturas) semestinya tidak monoton dalam menciptakan lagu dengan genre surf rock.Â