Mohon tunggu...
Muhammad Fachri Azhar
Muhammad Fachri Azhar Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa

Musik,Sejarah,Film bagi saya adalah media untuk memahami bagaimana keadaan dunia diluar sana,tetapi melakukan terjun ke lapangan adalah realitas yang dihadapkan bagaimana kita bersikap kepada semesta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Media Massa di Era Digital: Konversi Majalah Hai dari Rilisan Fisik ke Digital

30 Juni 2023   01:26 Diperbarui: 30 Juni 2023   01:57 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

  • LATAR BELAKANG MASALAH

Berkat kemajuan teknologi internet, pada saat ini kita sedang menghadapi sebuah tantangan dimana rilisan fisik sebuah media massa akan tergantikan dengan digital,namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana para konsumen menikmati hasil media massa tersebut,dengan mengikuti trend maka bisa dilihat pada zaman ini,rilisan fisik mulai tersingkirkan terkecuali media hiburan seperti CD dan Vinyl.

Pada tulisan ini,sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh media massa adalah persiapan untuk mengkonversi rilisan fisik menuju rilisan digital yang mana orang hanya bisa mengakses lewat akun pribadi langganan atau hanya sebagai viewer, dalam cakupan nya, tentu digital ini bisa menghemat biaya atau ongkos setiap media massa mencetak semua majalah setiap hari nya. “E-magazine atau majalah elektronik adalah salah satu bentuk house journal versi online dari majalah”  (Intan, T., & Hartiana, P., 2014)

Memang jika kita lihat, majalah merupakan media yang sering kita jumpai pada masa sebelum masif nya internet,di era-2000an majalah ini menjadi salah satu primadona anak remaja untuk menggali segala macam informasi,khususnya majalah Hai. Majalah ini menjadi favorit anak muda pada saat itu untuk mencari referensi musik,fashion dan berita berita showbiz musisi seluruh dunia, mkaa dari itu tidak heran banyak anak muda yang berlangganan majalah hai hanya untuk mendapatkan informasi yang pada saat itu di internet belum di rilis.

Namun pada saat media sosial mulai alih fungsi sebagai media massa digital,majalah mulai perlahan tergeser,dengan dalih lebih mudah mengakses dan mengirim penulisan sebuah press release yang dibutuhkan lebih cepat,namun tujuan majalah adalah menghadirkan berita yang faktual dan peran nya kurang lebih hampir sama dengan koran,namun majalah ini lebih mengarah ke gaya hidup atau life style  yang mana hal tersebut dibutuhkan pedoman untuk bisa membersamai sebuah trend.

  • TUJUAN PENULISAN       

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengingatkan kembali bahwa ada masa dimana majalah HAI ini pernah menjadi primadona anak remaja pada saatnya,dan semoga penulisan ini bisa menjadi referensi dalam penulisan skripsi atau penelitian ilmiah dan rujukan sumber.

 

PEMBAHASAN 

  • KONSEP PENELITIAN 
  • JENIS JENIS MAJALAH 
  • Menurut (Yulia,2014) majalah dibagi dalam empat jenis yaitu
  • Majalah Komersial , Majalah ini merupakan jenis yang paling masif,yang mana di dalam nya ada aktivitas ekonomi,pekerja professional. Tujuan majalah ini adalah untuk segi ekonomi,yaitu dengan menerbitkan majalah yang dilanggan oleh pelanggan dan mencari keuntungan dari iklan.
  • Majalah ilmiah, Majalah ilmiah adalah jurnal atau biletin yang dikenal di kalangan ilmuwn sebagai rujukan,yang isi nya berisi tulisan atau artikel ilmiah dan rubrik yang berkaitan dengan masalah keilmiahan.
  • Majalah lokal atau Lingkungan Sendiri, Jenis majalah ini ditujukan sebagai sarana komunkasi dalam lingkungan sendiri,misalnya lingkungan perusahaan atau institusi lain. Fungsi majalah ini adalahh untuk komunikasi antara perusahaan dan staf,dan juga biasanya digunakan oleh masyarakat umum.
  • Advances in years work in, Jenis majalah ini sedikit berbeda dengan majalah pada umumnya,biasanya majalah ini hanya berisi satu atau dua artikel dengan kajian yang lebih mendalam,penerbitannya juga tidak teratur,untuk konten dalm artikelnya bisa dijamin oleh editor karena memang mereka  yang ahli di bidangnya,pelanggan majalah ini biasanya adalah perpustakaan atau pusat informasi perguruan tinggi.

 

PERALIHAN MAJALAH FISIK KE MAJALAH ONLINE 

                        Pengalihan media massa cetak ke digital ini juga menjadi salah satu fenomena bisa kita lihat saat ini,peralihan ini berlangsung cukup cepat,ketika teknologi smartphone semakin upgrade dari sinyal EDGE ke 3G lalu ke 4G hingga sekarang 5G. hal ini membuat akses informasi semakin terbuka,pada era-2000an menjadi era dimana informasi masih di dominasi oleh media massa cetak seperti koran dan majalah,hal ini menjadikan perusahaan media cetak menjadikan produk penerbitannya menjadi salah satu sumber pemasukan perusahaan dan iklan juga berperan sangat penting dalam perkembangan media massa.

Pada saat era-2000an HAI berfokus kepada pemberitaan entertainment yang mana isi nya ada film,musik dan life style,khususnya laki laki, peran majalah hai dalam perkembangan remaja pada saat itu berdampak kepada trend 2000an, yang mana trend tersebut adalah trend genre musik yang pada saat itu digandrungi adalah model emo.

Pada saat memasuki era 2010, trend majalah mulai menghadapi perkembangan berita berita online yang uploadnya lebih cepat ketimbang rilisan majalah yang biasanya rilis setelah kejadian berlangsung,hal ini membuat media massa mulai membuat strategi untuk bersiap siap terjun ke dunia online,karena trend media massa online dinilai lebih ringkas dan tidak menyebabkan sampah yang berlebih ketimbang rilisan fisik.

Hal ini justru membuat media massa semakin optimis untuk membuat website nya sendiri untuk keperluan publikasi,hal ini juga berdampak kepada majalah HAI yang mana rilisan fisik nya selalu ditunggu tunggu,hal ini membuat HAI mengmbil langkah untuk membut website HAI online yang mana konten isi nya kurang lebih sama dan lebih bervariatif.

Ketika teknologi internet semakin cepat,konsumen hnya menginginkan konten yng lebih singkat dan mudah di mengerti,kehadiran majalah online juga menjadi salah satu fenomena yang sangat berbeda,yaitu dimana menghilangkan esesnsi membaca dengan menyentuh langsung fisik,hal itu tidak bisa didapatkan di rilisan online yang mana hanya bisa kita lihat di layar handphone.

HAI mulai mengkonversi bentuk majalah nya ke bentuk online pada tahun 2017 dan juga bertepatan mengakhiri rilisan majalah fisik ke webzine hal ini membuat banyak penulis amatir yang memuat hasil tulisan nya ke majalah online. Namun hal tersebut yang membuat eksistensi webzine dari HAI ini masih ada sampai sekarang.

 

  • ANALISIS PERPINDAHAN MAJALAH FISIK KE DIGITAL

            Dari beberapa data diatas kita bisa melihat bahwa keunikan dari majalahfisik yaitu mempunyai design yang menarik dan mencolok,sehingga para remaja tertarik untuk membaca nya,selain itu di data rilisan sebelum tahun 2017,kita bisa melihat bahwa kreatifitas seorang editor sangat terlihat dari cover majalah yang selalu ikonik,bisa dari sisi pengambilan foto nya dan design font yang digunakan,alhasil majalah fisik bisa memberi nilai memori atau kesan ketika membaca. Dalam webzine yang dilansir Instagram HAI online, kita bisa melihat bahwa portal online Instagram cukup variative dengan fitur fitur nya,yaitu fitur direct link yang tersedia,untuk mengarahkan pembaca ke website HAI dan beberapa informasi website di dalamnya.

Webzine dalam hal ini bisa dikatakan mempermudah akses tanpa harus keluar rumah,namun yang hilang dari esensi sebagai penikmat majalah adalah tidak bisa menyentuh secara fisik,namun hal ini tidak membuat majalah fisik tersingkir begitu saja,dalam beberapa website market place,masih banyak yang menjual majalah hai dari berbagai edisi dan tahun rilisan nya,namun perpindahan media massa khususnya majalah dari fisik ke online merupakan fenomena yang bisa kita saksikan saat ini.

 

KESIMPULAN

Dalam analisis ini kita bisa menyimpulkan bahwa perpindahan media massa cetak ke digital sudah bisa kita katakan sebagai fenomena yang mau tidak mau harus kita hadapi,namun hal tersebut tidak membuat pasar media massa cetak maupun online mati begitu saja,di sisi lain masih banyak kolektor yang menyimpan untuk arsip majalah untuk pribadi,dan juga penikmat webzine juga masih banyak yang penasaran dengan majalah cetak.

 

DAFTAR PUSTAKA

 Intan, T., & Hartiana, P. (2014). Penggunaan e-magazine sebagai bentuk public relations 2.0 bagi humas perguruan tinggi. Jurnal Kajian Komunikasi,2(1), 61-65.

Yulia, Y. (2014). Pengelolaan Terbitan Berseri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun