Narasi Masalah dan Pembahasan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tren c-section di India semakin meningkat pesat. India sebagai negara dengan angka pertumbuhan penduduk yang besar tentunya menyumbang angka kasus c-section secara besar juga. Dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa World Health Organization menetapkan angka 10% sebagai angka ideal dari jumlah kasus c-section. Namun, angka c-section di rumah sakit publik India mencapai 21,5%. Lebih memprihatinkan lagi ketika melihat bahwa kasus c-section di rumah sakit swasta India mencapai 47,5% (CNA, 2023).
Angka tersebut menunjukkan bahwa hampir setengah kelahiran di rumah sakit swasta India adalah kelahiran melalui c-section. Meningkatnya jumlah kasus c-section di India telah terjadi sejak awal tahun 2002. Beberapa peneliti melihat bahwa kenaikan tersebut tidak dapat dijelaskan secara medis karena kenaikan kasus c-section yang begitu drastis merupakan anomali dari sisi medis. Maka dari itu beberapa penjelasan alternatif berusaha menjelaskan epidemi tersebut melalui kacamata sosio-ekonomi dan keserakahan secara general.
Yang pertama, peningkatan tren c-section yang sangat jomplang antara rumah sakit publik dan rumah sakit swasta dapat dijelaskan melalui faktor sosio-ekonomi. Studi dari Singh et al (2020) menemukan bahwa para ibu dengan edukasi yang lebih tinggi, hidup di area perkotaan, dan merupakan bagian dari ekonomi menengah ke atas merupakan karakteristik yang lebih banyak melakukan c-section. Hal tersebut disebabkan harga dan akses terhadap rumah sakit swasta yang notabene lebih baik dibanding rumah sakit publik lebih dapat dijangkau oleh ibu-ibu dengan kelas ekonomi tinggi. Sedangkan ibu-ibu yang berada di kelompok ekonomi menengah ke bawah lebih jarang terpapar dengan mekanisme rumah sakit swasta.
Maka kemudian pertanyaannya beralih kepada mengapa rumah sakit swasta lebih banyak menghasilkan kelahiran melalui c-section? CNA Insider (2023) menjelaskan bahwa dokter-dokter di rumah sakit swasta dibayar sesuai dengan banyaknya c-section yang dioperasikan. Sifat dari rumah sakit swasta sebagai institusi yang money-oriented ini kemudian memberikan insentif untuk dokter-dokter agar lebih sering melakukan operasi c-section yang cenderung lebih mahal dibanding melakukan persalinan normal. Hal tersebut dilakukan oleh dokter-dokter di rumah sakit swasta India dengan cara “memaksa” pasien untuk melakukan c-section. Paksaan tersebut dilakukan melalui pemberian “false sense of urgency” oleh dokter. Dokter akan menakuti pasien dengan mengatakan bahwa c-section diperlukan meskipun pada nyatanya tidak. Unnecessary medical intervention inilah yang kemudian menyakiti perempuan. Hal kemudian juga menjelaskan kenapa ada kejomplangan angka c-section di antara rumah sakit publik yang tidak begitu money-oriented dan swasta yang money-oriented.
Konsep obstetric violence dapat ditarik kembali untuk melihat bagaimana penjelasan di atas merupakan satu bentuk dari kekerasan terhadap perempuan. Rumah sakit swasta sebagai institusi kemudian memberikan paksaan melalui false sense of urgency kepada pasien untuk melakukan c-section. Unnecessary medical intervention inilah yang kemudian dapat menyakiti perempuan. Terjadinya obstetric violence ini dapat dicegah melalui regulasi yang ketat terhadap rumah sakit swasta dan persalinan secara general. Maka dari itu, pemerintah India perlu membentuk regulasi yang melindungi perempuan dari obstetric violence.
Kesimpulan
Peningkatan tren Caesarean section atau c-section di dunia menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi masyarakat. India sebagai negara dengan angka pertumbuhan penduduk yang tinggi juga menyumbang angka kasus c-section yang sangat tinggi. Angka kasus c-section yang berada di 47,5% merupakan angka yang sangat jauh dari angka ideal yang ditetapkan oleh WHO. Sifat institusi rumah sakit swasta yang money-oriented ternyata dapat menjadi faktor yang besar terkait kenapa bentuk obstetric violence melalui c-section ini menjadi satu hal yang trending di india. Regulasi yang ketat terhadap rumah sakit swasta dan perlindungan bagi perempuan terhadap obstetric violence menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah India.
Meskipun tren C-section di Indonesia belum sama tingginya dengan India, namun pemerintah perlu untuk membentuk regulasi terkait perlindungan perempuan terhadap obstetric violence sebagai langkah preventif. Jika tidak, akan ada ratusan ribu atau bahkan jutaan ibu di Indonesia yang juga akan dieksploitasi kehamilannya seperti yang terjadi di India.
Daftar Pustaka
Betran, et al. (2016). The Increasing Trend in Caesarean Section Rates: Global. Regional, and National Estimates: 1990-2014. Plos one. 11(2). doi:10.1371/journal.pone.0148343