Mohon tunggu...
Fachrialhabsy
Fachrialhabsy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Satu-satunya kebijaksanaan sejati adalah mengetahui bahwa Anda tidak tahu apa-apa." - Socrates

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Dilarang!! Biarkan Anak Untuk Berpartisipasi Dalam Aksi Demonstrasi

30 Januari 2025   10:00 Diperbarui: 30 Januari 2025   10:03 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demo, kesingkatan dari kata demonstrasi, adalah salah satu cara penyampaian aspirasi di ruang publik yang dilakukan oleh sekumpulan individu atau kelompok penekan untuk perubahan terhadap kebijakan atau kondisi tertentu. Demonstrasi telah menjadi bagian penting dalam berjalannya demokrasi di Indonesia, yang di mana mahasiswa sering kali berperan sebagai kelompok penekan untuk menyuarakan keadilan dan kepentingan rakyat.

Tercatat dalam sejarah bahwa demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa membawa perubahan yang besar, seperti yang terjadi di tahun 1998, di mana saat itu runtuhnya rezim Orde Baru dan berbagai kebijakan pemerintah pada akhirnya diubah karena tekanan publik. Meskipun memiliki peran yang besar terhadap perubahan dalam berdemokrasi, tidak semua orang melihat demo sebagai sesuatu yang positif.

Sebagian besar orang tua saat ini melarang anaknya untuk berpartisipasi dalam aksi demonstrasi. Bukan tanpa alasan, mereka khawatir terhadap keselamatan anaknya karena sering kali demonstrasi di Indonesia berujung bentrok dengan aparat. Selain itu, orang tua khawatir keterlibatan dalam demonstrasi dapat mengganggu pendidikan anaknya, baik dari segi waktu maupun fokus belajar. Kekhawatiran lain juga muncul dari risiko di masa yang akan datang, seperti stigma tertentu ketika mahasiswa dikenal sebagai aktivis demo, yang dapat memengaruhi peluang kerja mereka setelah lulus.

Pemikiran orang tua untuk melarang mahasiswa berdemo biasanya berasal dari pengalaman pribadi dan juga pengaruh media. Kemungkinan besar, orang tua yang hidup di Orde Baru memiliki trauma tersendiri terhadap kejadian di masa itu hingga mereka tidak ingin hal yang sama terjadi kepada anaknya. Namun, ada juga orang tua yang merupakan alumni dari demonstrasi tahun 1998 yang justru sangat mendukung anaknya untuk mengikuti demo. Selain itu, media sering kali menampilkan demonstrasi dalam narasi yang negatif, seperti dengan menyoroti sikap anarkis dan kerusuhan yang terjadi di tengah aksi. Karena hal tersebut, muncul paradigma bahwa demonstrasi identik dengan kekerasan dan kerusuhan, sehingga orang tua merasa lebih baik jika anaknya tidak terlibat dalam hal semacam itu.

Namun, satu hal yang harus kita pahami adalah bahwa demonstrasi bukanlah sesuatu yang buruk jika dilakukan dengan tertib dan damai. Mahasiswa tetap berhak untuk mewakili suara rakyat. Jika bukan mahasiswa, siapa lagi? Relakah kita membiarkan orang tua kita yang lanjut usia atau yang lelah karena bekerja turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka? Meski begitu, kita masih harus meminta izin dan restu kepada orang tua serta harus cerdas dalam menyampaikan narasi kepada mereka bahwa demonstrasi yang dilakukan bertujuan untuk kepentingan publik, bukan sekadar membuat keributan. Selain itu, kita harus memastikan bahwa aksi berjalan damai dan bertanggung jawab dengan mengikuti prosedur hukum, menghindari perilaku anarkis, serta tetap menjaga keselamatan diri. Dengan komunikasi yang baik, orang tua mungkin akan lebih memahami bahwa demonstrasi adalah salah satu proses demokrasi yang sehat.

demonstrasi adalah bagian penting dari proses demokrasi yang memungkinkan rakyat menyuarakan aspirasi dan menuntut perubahan. Meskipun sering kali mendapat stigma negatif, demonstrasi yang dilakukan dengan tertib dan damai dapat membawa dampak besar bagi kebijakan dan masa depan bangsa.

Sebagai mahasiswa, kita memiliki peran strategis dalam memperjuangkan keadilan dan kepentingan rakyat. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan berdiri di garis depan membela hak-hak masyarakat? Jangan takut untuk bersuara! Selama kita memahami tujuan, mengikuti prosedur yang benar, serta menjaga keamanan dan ketertiban, demonstrasi adalah senjata ampuh dalam perubahan sosial.

Mari bersama-sama turun ke jalan, menyuarakan kebenaran, dan menjadi agen perubahan bagi bangsa ini!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun