Masyarakat semakin antusias jelang pemilu 2024, karena pemilu 2024 sudah semakin dekat. Pemilu tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari tahun 2024.
Pemilu atau merupakan singkatan dari Pemilihan Umum adalah proses demokratis untuk memilih wakil rakyat atau pejabat pemerintahan secara langsung oleh warga negara di suatu negara. Pemilu bertujuan untuk menciptakan sistem pemerintahan yang berdasarkan pada kehendak rakyat, menjaga prinsip-prinsip demokrasi, mendorong partisipasi politik warga negara, dan memastikan bahwa pemimpin yang terpilih mewakili kepentingan dan aspirasi masyarakat secara luas.
Pemilu tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mengingat bahwa pemilih tahun ini didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z. Seperti yang diucapkan oleh pakar ilmu politik UNESA, Dr. M. Mubarok Muharam, M.IP., dalam Ngobrol Santai, Podcast Pusat Studi Gender dan Anak UNESA Seri 2 pada Jumat, 13 Oktober 2023, jika dilihat dari datanya, jumlah pemilih tetap pemilu 2024 ini ada sekitar 56,45% yang didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z.
Pemilih pada tahun ini juga banyak yang masih pemula dalam menggunakan hak pilihnya untuk memilih wakil rakyat atau pejabat pemerintahan. Mengutip dari website berita.batangkab.go.id, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Batang merilis data jumlah pemilih pemula sebanyak 71.966 warga. Pemilih pemula bukan hanya yang berumur 17 tahun pada 14 Februari 2024 saja, melainkan anggota TNI/Polri yang menerima SK Pensiun di tanggal 14 Februari 2024 atau sebelumnya. Ditambah anggota TNI atau Polri itu belum pernah menggunakan hak pilihnya sebelum mendaftar menjadi anggota termasuk sebagai pemilih pemula.
Dikalangan pemilih pemula ini, masih banyak dari mereka yang mudah termakan isu isu hoaks tentang pemilu 2024. Pemilih pemula cenderung mudah termakan isu hoaks tentang pemilu 2024 karena kurangnya pengalaman politik, serta kemampuan kritis dan literasi politik yang belum terasah. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap informasi palsu, dan membuat mereka sulit membedakan antara informasi yang benar atau hoaks.
Hoaks adalah informasi palsu yang disebarkan dengan tujuan menyesatkan atau menipu orang. Hoaks dapat berupa berita palsu, rumor, atau informasi yang tidak akurat yang disebarkan dengan maksud tertentu, seperti menimbulkan kepanikan, mempengaruhi opini publik, atau menciptakan ketidakpastian.Â
Isu - isu hoaks tersebar di banyak platform digital yang mayoritas penggunanya adalah para pemilih pemula. Platform digital yang dimaksud itu seperti Facebook, Instagram, X, TikTok, Snack Video, dan juga YouTube. Dikutip dari www.cnbcindonesia.com, Facebook dan Instagram dilaporkan memiliki 1.325 konten dan 198 konten hoaks terkait pemilu. Platform lain yang juga ditemukan banyak hoaks pemilu adalah X/Twitter sebanyak 947 konten. Berikutnya ada TikTok 342 konten, Snack Video 36 konten, dan 34 konten pada Youtube.
Tapi kita tidak perlu khawatir, karena konten - konten hoaks yang tersebar di banyak platform digital sudah ditindaklanjuti. Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa, dari total 2.882 konten sudah diajukan untuk take down semua dan yang sudah di-take-down sebanyak 1.399 konten dan sisanya 1.483 sedang ditindaklanjuti.
Cara kita untuk membedakan informasi yang benar atau hoaks, yaitu :
1. Periksa sumber dari informasi yang ditemukan.
2. Cari tahu tentang fakta dari informasi tersebut.