Mohon tunggu...
Fachmy Casofa
Fachmy Casofa Mohon Tunggu... -

Co-Founder Institut Penulis Indonesia (InstitutPenulis.id) | Founder Enxyclo Brand Therapist (www.enxyclo.com) | Berprofesi sebagai penulis dan digital marketer. Temukan lebih lengkapnya di www.fachmycasofa.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Wabah Nibiru dan Kesatria Atlantis

6 Desember 2010   08:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:58 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 1954 dan 1955, ketiga jilid novel The Lord of the Rings karya John Ronald Reuel Tolkien --kita biasa melafalkannya dengan J.R.R Tolkien, terbit. Yang pertama adalah The Fellowship of the Ring, kemudian dua berurutan berikutnya adalah The Two Towers, dan The Return of the King. Bercerita tentang cincin dari segala cincin yang mempunyai kekuatan mahadahsyat. Tapi buruknya, cincin ini akan mempunyai pengaruh jahat bagi pemakainya. Maklum, ini adalah cincin yang mempunyai kekuatan Sauron, Sang Raja Kegelapan (Sauron adalah semacam maia, dan sosoknya hanya tinggal arwah saja setelah The One Ring dipotong dari jarinya oleh Isildur. Karena dia sudah tinggal arwah, maka semua tugas diserahin ke para Ringwraiths. Sauron adalah makhluk dari ras Ainu, mempunyai nama lain Annatar atau Gorthaur. Uniknya, Sauron lahir sebelum kejadian dunia dan umurnya mencapai 27.061 tahun, sebelum akhirnya dikalahkan pada 25 Maret 3019). Maka diutuslah Frodo sang Hobbit oleh Gandalf untuk menghancurkan cincin tersebut di kawah gunung merapi (Doom Mount). Dalam upaya menghancurkan cincin inilah segala petualangan dahsyat bermula. Semua cerita sambung menyambung menjadi satu dengan sangat seru. Banyak karakter aneh dan unik bermunculan. Tentu saja, yang paling menarik hati gadis-gadis muda ketika novel ini difilmkan dan disutradarai oleh Peter Jackson adalah karakter Legolas Greenleaf, Prince of Mirkwood, yang diperankan oleh Orlando Bloom. Sempurna, tak pernah kalah, dan berasal dari golongan makhluk pilihan.

Yang baru saja dalam dunia perbukuan dan di bioskop tentu saja adalah serial Harry Potter: The Sorcerer’s Stone; Chamber of Secrets; Prisoner of Azkaban; Goblet of Fire; Order of the Phoenix; Half-Blood Prince, dan yang paling final, Deathly Hallows, karangan Joanne Kathleen Rowling. Walaupun penuh okultisme, tapi tetap saja banyak memikat pembaca dan movie-freak untuk menuntaskan serial ini. Sedangkan novel fantasi terbaru yang difilmkan adalah serial dari Chronicles of Narnia dari C.S. Lewis, yaitu: The Lion, the Witch and the Wardrobe; Prince Caspian: the Return to Narnia; The Voyage of the Dawn Treader; The Silver Chair; The Horse and His Boy; The Magician’s Nephew; dan The Last Battle. Hadir di christmas ini, adalah The Voyage of the Dawn Treader untuk menemani liburan akhir tahun dan menyambut awal tahun baru besutan 20th Century Fox bekerjasama dengan Walden Media, lanjutan dari dua serial sebelumnya, yaitu The Lion, the Witch and the Wardrobe dan Prince Caspian: the Return to Narnia.

Sebelumnya, kita sudah dikenalkan dengan Avatar: The Legend Of Aang, yang difilmkan oleh M. Night Shyamalan dengan judul The Last Airbender tapi kemudian menuai kritik pedas di mana-mana ini menceritakan tentang peperangan antara empat negara besar dimasa lalu, yaitu Negara Udara, Negara Air, Negara Tanah, Negara Api, yang peperanganya dipicu oleh Negara Api. Konon, menurut ramalan hanya Avatar lah yang mampu menghentikan peperangan tersebut. Avatar adalah dia yang memiliki kemampuan mengendalikan empat elemen, yaitu udara, air, tanah, dan api, dan menurut ramalan Avatar akan datang dari suku pengendali Udara. Karena pengendali udara sudah “punah”, maka bisa dipastikan Avatar merupakan Pengendali Udara yang terakhir (The Last Air Bender). Hanya saja masalahnya adalah sudah seratus tahun yang lalu Avatar menghilang. Seratus tahun kemudian, sepasang kakak-beradik bernama Katara dan Sokka menemukan avatar cilik bernama Aang di membeku di dalam bongkahan es bersama seekor banteng terbang raksasanya, Appa. Namun karena masih kecil, Aang masih harus banyak belajar. Untuk itu Aang dan teman baru-barunya tersebut melakukan perjalanan untuk mencari guru, dan meningkatkan kemampuan Aang sang Avatar, yang akan membawa perdamaian dunia dengan pengendalian empat elemennya.

Nah, sudah cukup intronya tentang cerita-cerita aksi-fantasi. Sekarang, di bumi pertiwi ini, akan hadir novel fantasi lokal, karya Tasaro. Catat ya, karya anak lokal! Ada yang seru di sini. Pertama, adanya penulis lokal yang berani mengambil langkah berani dan inspiratif ini. Kedua, adanya penerbit yang sudah mulai ‘gila dan berani beda’ untuk mengusung tema ini. Tasaro sendiri sudah berhasil menghentakkan persastraan Indonesia dengan Galaksi Kinanthi, dan Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan. Maka lahirlah novel fantasi Nibiru dan Kesatria Atlantis. “Ini adalah novel berseri yang mengambil setting dunia Atlantis beberapa masa lalu dan diamblillah genre aksi-fantasi yang mengantarkan jagoan bernama Dhaca Suli.” Tulis Bambang Trim di Facebook mengenai novel ini. Beliau adalah General Manager for General Book di penerbit ini.

Sebagai awalannya, Nibiru dan Kesatria Atlantis ini bercerita tentang apa, berikut ini adalah blurb yang saya dapati dari Nibiru’s Reader di Facebook:

:: Tahun 13.359 Sebelum Masehi

Dhaca Suli tahu, kehancuran Kedhalu akan segera tiba. Ramalan kedatangan Nibiru hampir terpenuhi. Sang pembawa kiamat itu pasti muncul setiap 5.013 tahun; mengancam kehidupan dunia. Meski tampak mustahil, Dhaca bertekad untuk melawannya.

Ribuan tahun sebelum Avatar pertama lahir, Pulau Kedhalu yang terpencil telah dihuni oleh orang-orang yang memiliki kekuatan super zaman purbakala, bernama Pughaba. Mereka menguasai unsur alam, bermacam binatang, ruang dan waktu, ilmu menghilang, menyembuhkan luka, kekebalan, kekuatan raksasa, dan pengendalian pikiran.

Delapan Pugabha yang menjadi rebutan segala bangsa. Ketika ramalan tentang Nibiru membuat guncang dunia, penguasa Atlantis menyerang Kedhalu untuk menciptakan angkatan perang berkemampuan Pugabha.

Dhaca, mau tak mau mesti melupakan masa kanak-kanaknya. Demi mempertahankan Kedhalu, dia harus berhadapan dengan kekuatan adidaya pada saat itu: Atlantis dan Nibiru.

1291622502748602540
1291622502748602540

Melihat gambarnya, kita seperti melihat kisah Avatar: The Legend of Aang. Pada sosok bocah paling tengah adalah Dhaca Sulli (sungguh, saya berani jamin, bocah satu ini tidak ada hubungan darah apapun dengan pemain Opera Van Java, hanya karena nama belakangnya yang mirip dan potongan rambutnya yang juga identik), menggenggam sebilah pedang yang saya jamin pasti berkekuatan dahsyat. Mungkin dia juga punya nama sendiri macam Nagapuspa atau Excalibur. Saya tidak tahu apa makna dari coretan di wajah Dhaca Sulli. Kalau dalam legenda keromawian di Centurion, itu bernama Picts, yaitu ritual sakral untuk memburu musuh hingga darah penghabisan. Misinya satu: lebih baik mati daripada pulang dengan kegagalan. Kemudian seperti melihat sosok Aang di sebelah kanannya, dan Katara di sebelahnya lagi. Sedangkan yang kiri, saya justru seperti melihat seorang bocah yang keranjingan main game Darksider (Hei, tangan kirinya sangat sama bukan?) Dan yang paling ujung, Toph, pengendali tanah (sepertinya di antara barisan bocah di sini, dia yang paling tua yah?). Tapi apakah seperti itu? Tentu saja bukan. Tapi, karena saya juga belum baca, dan baru menunggu kirimannya dari Metamind (yang ini pun tidak ada hubungannya sama sekali dengan Megamind-nya Brad Pitt, hahaha), saya belum bisa memberikan gambaran ceritanya. Di gambar ini, saya pun yakin setiap karakter menyimpan legendanya sendiri-sendiri. Lihatlah mengapa mereka mengenakan ikat pinggang dengan bandul yang berbeda-beda, atau mengapa hanya bocah laki-laki saja yang memakai kalung. Saya kira itu mewakili dari setiap peran dan kekuatan mereka di novel aksi-fantasi ini.

Ini akan memberikan spirit baru dalam dunia baca, khususnya anak dan remaja kita. Novel fantasi karya anak lokal ini akan mewabah (mungkin Nibiru Fever layaknya Bieber Fever), karena saya yakin banyak penulis yang memiliki ketertarikan menulis dengan tema semenantang dan seseru ini.

So, mari sama-sama menyeksamai kedahsyatannya yang kabarnya baru akan dirilis tanggal 11 Desember ini. Selamat datang novel fantasi lokal. Sudah lama kami haus dengan yang seperti ini.[]

http://writhink.wordpress.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun