Jakarta -- "Budi Pekerti" adalah sebuah karya yang memukau dari sutradara dan penulis berbakat, Wregas Bhanuteja. Melalui film drama Indonesia tahun 2023 ini, penonton diantar pada perjalanan emosional yang mendalam. Dengan dukungan dari Rekata Studio dan Kaninga Pictures, kisah ini terwujud dalam visual yang memikat dan cerita yang menginspirasi.
Para aktor terkemuka seperti Sha Ine Febriyanti sebagai Bu Prani, Dwi Sasono sebagai Pak Didit, Prilly Latuconsina sebagai Tita, Angga Yunanda sebagai Muklas, dan Omara Esteghlal sebagai Gora, membawa karakter-karakter yang penuh warna dan kompleks ke layar. Ari Lesmana, sebagai Tunas, juga memberikan kontribusi yang tak terbantahkan dalam pembangunan narasi yang kuat.
Dengan peran-peran yang mendalam dan penampilan yang memukau, para aktor ini berhasil mempersembahkan karakter-karakter yang mampu menggugah emosi penonton. Dari konflik-konflik kecil hingga peristiwa dramatis yang mengguncang, setiap momen dalam "Budi Pekerti" diwarnai dengan keaslian dan kekuatan yang menghidupkan cerita.Â
Dengan demikian, "Budi Pekerti" tidak hanya sekedar film, tetapi sebuah pengalaman sinematik yang memperkaya jiwa dan memicu refleksi mendalam tentang nilai-nilai budi pekerti dan kompleksitas manusia dalam menghadapi cobaan kehidupan.
Setiap adegan dan dialog dirancang dengan teliti, menghasilkan sebuah karya yang tak terlupakan dan memikat bagi para penikmat film Indonesia. Budi Pekerti tayang perdana di Festival Film Internasional Toronto pada 9 September 2023. Kisah gemilang dari panggung perfilman Indonesia, di tahun 2023, terukir dengan kehebatan Sha Ine Febriyanti yang meraih Piala Citra FFI untuk pemeran utama perempuan terbaik dalam film yang menggetarkan, 'Budi Pekerti'. Tidak hanya itu, Prilly Latuconsina juga menorehkan sejarah dengan memenangkan Piala Citra pertamanya sebagai pemeran pendukung perempuan terbaik, melalui perannya yang memukau dalam kisah ini.
Dengan latar belakang Yogyakarta yang memikat, film "Budi Pekert" menggambarkan masa pandemi dengan kepekaan yang menggugah hati. Cerita mengelilingi Bu Prani, seorang guru BK, yang tanpa sengaja menjadi perbincangan utama di jagat media sosial setelah video perselisihannya di pasar viral.Â
Konsekuensi dari tindakannya yang terbukti tidak mencerminkan sikap seorang pendidik menjadi momen pahit dalam hidupnya. Bersama keluarga, Bu Prani harus menghadapi perundungan dan ancaman kehilangan pekerjaan akibat pencarian kesalahan lebih lanjut yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya.
Dalam momen yang penuh makna tersebut, Ibu Prani memberikan nasihat yang bijaksana kepada anaknya Muklas dengan berkata, "Jangan menjadi animal bio yang suka terprovokasi dan mengejek. Tetapi, jadilah animal cucakrowo yang bersuara merdu dan menenangkan," Ibu Prani ingin mengajarkan Muklas untuk tidak terbawa oleh emosi negatif dan perilaku yang kurang produktif. Dia ingin Muklas memilih jalur kedamaian, ketenangan, dan respons positif dalam menghadapi situasi sulit.
Lebih dari sekadar kata-kata, pernyataan Ibu Prani menggambarkan sikap bijaksana yang dapat membimbing Muklas dalam menghadapi tantangan kehidupan. Dengan mengingatkan Muklas untuk tidak terbawa emosi negatif dan mengejek orang lain, Ibu Prani mengajarkan nilai-nilai kesabaran, empati, dan pengendalian diri.