Mohon tunggu...
Fabianus Riyan Adhitama
Fabianus Riyan Adhitama Mohon Tunggu... Penulis -

Penulis Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semangat Onthelis Akan Karya Onthel Belanda

15 Mei 2012   05:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:16 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak bisa dipungkiri ketika bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda selama berabad-abad pada akhirnya berdampak pada mencairnya ide-ide segar dan budaya Belanda. Mulai dari sistem pemerintahan, arsitektur bangunan, jalur kereta api, sistem irigasi, makananbahkan sampai bentuk-bentuk makam bercita rasa Belanda. Namun satu yang tidak lepas dari nilai kreativitas bangsa Indonesia yang juga larut dalam kebudayaan masyarakat bangsa Indonesia, sepeda onthel.

Sepeda onthel khas buatan Belanda ini mencapai kejayaan ketika masa pemerintahan kolonial Belanda. Pada saat itu sepeda onthel hanya dapat dinikmati oleh kaum penjajah, kaum bangsawan dan para raja-raja. Sepedha onthel yang sekarang ini dianggap sebagai sepeda kuno dan barang antik ini menjadi simbol kemewahan pada saat itu dikarenakan biaya untuk memilikinya yang sangat mahal. Salah satu sepeda onthel hasil kreasi bangsa Belanda yang masuk di Indonesia adalah sepeda onthel dengan merek Gazelle. Merek ini di klaim paling nyaman dan kualitas spare part paling baik.

Yang menarik di sini adalah kecintaan masyarakat Indonesia sendiri terhadap sepeda hasil kreativitas bangsa Belanda ini sampai sekarang. Banyak komunitas-komunitas sepeda yang bertebaran di seluruh penjuru tanah air. Tidak hanya mereka pecinta onthel yang eksis di zamannya. Tetapi juga kaum muda-mudi sangat antusias akan keberadaan sepeda onthel ini. Melestarikan sepeda onthel, itulah yang kini digarap sebagai usaha keberlanjutan sepeda buatan Belanda ini. Sebuah komunitas di Semarang bahkan melakukan ritual jamasan sepeda onthel tertua di komunitas mereka. SOC (Semarang Onthel Club) melakukan ritual jamasan dengan menggunakan delapan mata air berbeda.

Apakah sebenarnya esensi dari melestarikan sepeda onthel di kalangan masyarakat Indonesia di zaman yang sudah modern ini? Apakah sekedar cinta akan onthel? Atau sekedar hobi saja? Ada satu hal yang penting dari usaha masyarakat Indonesia untuk melestarikan sepeda onthel kreasi Belanda ini. Ya, bentuk apresiasi akan sebuah karya klasik yang melegenda dari zaman penjajahan Belanda yang pada akhirnya tetap eksis sampai sekarang. Bukan sekedar hobi atau kecintaan akan sepeda onthel saja, tetapi bentuk penghargaan akan sebuah mahakarya yang turut menjadi saksi sejarah perjuangan Indonesia. Yang menjadi pertanyaan sekarang, kapan karya bangsa Indonesia akan dihargai oleh bangsa lain? Kapan bangsa Indonesia bisa menghargai karya bangsa sendiri? Yang jelas kita sebagai generasi muda yang harus berjuang demi cita-cita bangsa. Merdeka!

Referensi http://gazelledames.wordpress.com/mitos-seputar-gazelle/

http://news.okezone.com/read/2011/11/27/340/534693/malam-1-suro-sepeda-pun-dimandikan-air-kembang

[caption id="" align="aligncenter" width="700" caption="sumber gambar: http://blogs.warwick.ac.uk/images/georgeriches/2006/09/01/esprit_heren_popup.jpg"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun