Mohon tunggu...
Fabianus Keane Karnaen
Fabianus Keane Karnaen Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar SMA

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penjelasan Ilmiah di Balik Fenomena "Ketindihan"

19 Juli 2023   19:51 Diperbarui: 19 Juli 2023   19:57 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sleep paralysis, atau lebih dikenal dengan istilah "ketindihan", adalah suatu fenomena dimana seseorang tidak dapat bergerak dan atau berbicara selama beberapa saat setelah bangun dari tidur, ataupun ketika akan beranjak tidur. Fenomena ini umumnya terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit. 

Oleh masyarakat, seringkali fenomena "ketindihan" dikaitkan dengan aktifitas mistik yang melibatkan kekuatan supranatural, hingga berkembang menjadi cerita dan legenda. 

Dewasa ini, sudah ada penjelasan ilmiah bagaimana "ketindihan" mungkin terjadi pada seseorang. Kondisi ini dapat terjadi pada segala rentang usia, akan tetapi lebih besar kemungkinan dialami oleh orang orang dengan kondisi tertentu termasuk Insomnia, gangguan stress pascatrauma (PTSD), dan kecemasan. 

Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan probabilitas seseorang mengalami sleep paralysis, seperti faktor usia, keturunan, pola tidur, kram kaki saat malam, dan penyalahgunaan obat obatan.


Berbagai Jenis Ketindihan

Umumnya, "ketindihan" dibagi menjadi dua jenis:

Hypnopomic sleep paralysis

Pada kebiasaanya, tubuh akan mengalami dua fase pada saat tidur, yaitu NREM (non-rapid eye movement) dan REM (rapid eye movement). Fase NREM akan dimulai ketika tubuh mulai merasa rileks, sehingga memungkinkan mata anda terpejam. Maka setelah tahapan ini, tubuh akan memasuki fase REM.

Memasuki fase REM, maka mata akan bergerak cepat, sesuai dengan namanya. Pada saat ini juga, mimpi akan mulai muncul, selama proses ini seluruh otot tubuh dinonaktifkan hingga tidak memungkinkan bagi seseorang untuk menggerakan tubuhnya. Apabila anda terbangun pada fase REM, maka anda akan mengalami fenomena "ketindihan".

Sebagai dampak dari terbangunnya seseorang pada fase REM, otak menjadi tidak siap untuk mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh untuk segera bangun, sementara orang tersebut sudah membuka mata dan terjaga dari tidurnya. Selama mengalami fenomena ini, umumnya seseorang akan merasakan tekanan yang membuat orang tersebut kesulitan bernapas. Adapun yang mengalami pengelihatan akan sosok lain, yang merupakan halusinasi sebagai akibat dari fenomena "ketindihan". Kejadian ini yang seringkali dikaitkan dengan kekuatan magis atau supranatural.

Hypnagogic sleep paralysis

berkebalikan dengan Hypnopomic sleep paralysis yang terjadi saat tubuh mengalami perubahan dari fase tidur ke fase bangun, Hypnagogic sleep paralysis terjadi saat tubuh mengalami perubahan dari fase bangun ke fase tidur. 

Saat peralihan fase NREM ke fase REM, tubuh kehilangan kesadaran dan mata akan perlaha terpejam, seseorang mengalami Hypnagogic sleep paralysis pada saat tubuhnya kehilangan kesadaran, namun matanya tetap terbuka, dan tetap dapat merasakan hal hal disekitar, namun tubuhnya tidak dapat digerakan.

Mencegah "Ketindihan"

Semua orang akan tetap mempunyai resiko untuk mengalami "ketindihan", tidak masalah apakah orang tersebut laki laki ataupun perempuan. Beberapa orang hanya mengalami sebanyak satu hingga dua kali saja seumur hidup, namun ada orang yang mengalaminya dengan intensitas yang lebih tinggi, beberapa kali dalam sebulan, ataupun lebih sering, tergantung pada seberapa banyak pemicu fenomena ini yang ada pada seseorang. Meskipun begitu, ada cara cara yang mungkin dilakukan, untuk memperkecil resiko terjadinya "ketindihan", seperti: 

  • Mengambil waktu tidur yang cukup, sekitar 6-8 jam setiap malam
  • Mendesain lingkungan tidur dengan senyaman mungkin
  • Menghentikan aktifitas penggunaan gadget sebelum tidur, sekurang kurangnya 1 jam sebelum tidur
  • Menciptakan kebiasaan tidur dan bangun pada waktu yang sama secara konsisten

Berolahraga dengan teratur, meminimalisir konsumsi kafein dan minuman beralkohol, dan menghentikan kebiasaan merokok juga turut membantu mengurangi probabilitas terjadinya sleep paralysis pada seseorang.

Pertanda "Ketindihan"

Umumnya, kelumpuhan daat tidur akan menghilang dengan sendirinya dan jarang membutuhkan penanganan medis secara khusus. Akan tetapi, anda dapat memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami beberapa hal ini:

  • Rasa cemas dan kekhawatiran berlebihan
  • Tubuh terasa lemas dan lelah selama seharian
  • Bergadang semalaman, dan merasakan gejala yang tidak mengenakan

Begitulah penjelasan ilmiah dibalik fenomena sleep paralysis atau "ketindihan", kejadian ini murni akibat dari ketidakstabilan yang terjadi dalam tubuh, dan bukan disebabkan oleh pengaruh pengaruh mistis dan kekuatan gaib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun