Mohon tunggu...
fabian setyawan
fabian setyawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - tugas artikel kewarganegaraan

tugas artikel kewarganegaraan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Orang luar di Indonesia, Pavel : Indonesia orangnya friendly

30 April 2021   02:00 Diperbarui: 30 April 2021   02:46 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo lur,  gimana kabarnya?
Kalo ini saya akan membahas tentang masyarakat minoritas,  tapi kali ini saya mengunjungi saudara saya yang berasal dari luar negeri,  ya tepatnya Negara Cheko,  dia suami dari tanteku, kenapa aku memilih dia, dan bukanya Cina atau non muslim,  karena bagiku non muslim maupun Cina di Indonesia sudah bukan minoritas lagi,  karena sudah banyak,  disini juga banyak hal yang aku tanyakan

yang pertama yaitu saya tanyai tentang perbedaan budaya antara di Cheko dengan di Indonesia, menurut dia budaya di sana dengan di sini itu beda jauh, semua ada plus semua ada minus, dia juga menjelaskan bahwa di Indonesia itu banyak positifnya dan dia juga menjelaskan bahwa Indonesia itu orangnya family friendly, jadi dia menjelaskan bahwa berbeda jauh dengan di negaranya Cheko dimana rata-rata orangnya itu hidup individu, tidak rukun antar tetangga seperti sering komplain dan alin-lain, dia juga menjelaskan bahwa di Indonesia juga ada sisi negatifnya seperti masih banyaknya pencurian, orang membuang sampah sembaranagan, jadi dia menjelaskan bahwa di Cheko itu lebih banya negatifnya, tidak hanya itu di Cheko juga aturan juga sangat ketat, di mana tiap malam tidak boleh keluar, dan lain-lain.

dia juga bercerita seperti yang saya jelaskan lagi bahwa Indonesia itu orangnya friendly sekali murah senyum, seperti saat ke pasar baik kenal maupun tidak itu itu saling sapa, berbeda dengan di negaranya yang rata rata orangnya itu individu tidak seperti di sini, dia juga mengatakan sebagai orang luar yang tinggal di Indonesia dia sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan kebiasaan di Indonesia, seperti sudah terbiasa dengan suara adzan, terbiasa dengar music saat malam-malam, dan sebagainya, "kita harus menghormati orang lain" ujar Pavel.

tidak hanya itu ia juga mengatakan bahwa ia sangat menyukai musim atau iklim di Indonesia yang tropis, dimana ketika musim panas tidak terlalu panas, dan dingin tidak terlalu dingin, dia juga menceritakan bahwa di Cheko orang orang tidak terlalu peduli dengan gamama dan tidak menggangap agama itu penting, walaupun di sana mayoritas kristiani, tapi nyatanya mereka hanya peduli pada agama di hari-hari tertentu seperti halnya natal, berbeda dengan di Indonesia yang mana sangat peduli terhadap agama dan menganggap bahwa agama itu sangat penting dalam kehidupan.

jadi untuk kesimpulanya kesan dan keluhan tinggal di Indonesia itu ya orangnya sangat friendly atau ramah, terus cuacanya dan untuk keluhnya speprti yang saya jelaskan di atas tadi yaitu masih banyaknya pencurian, orang membuang sampah sembaranagan, dan untuk harapanya Indonesia untuk kedepanya ia berharap orang bisa lebih peduli terhadap lingkungan, tidak ada aksi pencurian, jalanan macet bisa di atasi.

nahh sekarang saya jelaskan mengapa saya memilih dia atau saudara saya ini sebagai narasumber, yakni adalah pertama karena dia adalah warga negara asing,warga luar yang menetap di Indonesia sebagai warga negara Indonesia, apakah ini termasuk minoritas? iya, karena bagi saya minoritas adalah orang yang berbeda sendiri atau berbeda dari yang lain atau berbeda dari kalangan masyarakat sekitar, jadi saya memilih dia sebagai narasumber adalah karena dia minoritas atau orang dari negara lain yakni Cheko, dan yang kalian tau orang dari negara cheko di indonesia sangat jarang kan? nahh makanya itu saya saya memilihnya, dan kenapa saya tidak memilih non muslim, dari suku lain, atau bahkan etnis lain, karena menurut saya mereka sudah bukan lagi minoritas di daerah saya, seperti halnya umat Hindu di daerah saya sudah banyak, suku Tengger juga banyak, etnis lain seperti cina juga sudah banyak, kalo masalah tentangkalo masalah minoritas seksualitas amit amit dah, saya sendiri ngeri kalo ketemu orang seperti itu, ga usah di jelasin dah.

oke mungkin cukup itu saja dari saya, apabila ada kurang lebihnya dansalah kata baik ataupun tidak di senggaja, mohon maaf sebesar besarnya

waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun