Mohon tunggu...
Faberian Diantama
Faberian Diantama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Biomedis Universitas Airlangga

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Kasus Penolakan Pembayar Kerap Terjadi, Apakah Sistem COD Perlu Dihapus?

26 Juni 2023   13:33 Diperbarui: 26 Juni 2023   13:35 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ilustrasi Cash On Delivery. Kredit Foto: Pexels

Dari kejadian ini, diantara ketiga pihak pasti mengalami kerugian. Jika pembeli menolak membayar pembayaran COD, kerugian akan ditanggung oleh penjual atau perusahaan yang melakukan penjualan. Penjual akan kehilangan pendapatan yang seharusnya mereka dapatkan dari transaksi tersebut. Jika penolakan pembayaran COD terjadi secara berulang-ulang, kerugian finansial bagi penjual akan menjadi signifikan. Tak hanya itu, penjual juga akan mengalami kerugian lainnya seperti waktu dan sumber daya yang terbuang untuk mengelola dan menyelesaikan masalah penolakan pembayaran COD. Dari pihak pengantar juga akan mendapat kerugian waktu dan tenaga mereka yang terbuang sia-sia karena menghadapi pembeli yang melakukan penolakan pembayaran COD. Konsumen juga akan mengalami kerugian jika barang yang mereka terima tidak sesuai, mereka membeli barang dengan harga tertentu tetapi barang yang dikirim malah barang palsu. Maka dari itu, apakah solusi yang dapat diterapkan untuk meredam permasalahan ini?

Ada beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan ini yang bisa ditawarkan untuk ketiga pihak. Untuk penjual, mereka perlu menyediakan informasi yang lebih transparan dan akurat tentang produk yang ditawarkan. Hal ini dapat mencakup deskripsi yang jelas, gambar yang berkualitas, dan ulasan dari konsumen sebelumnya. Dengan memberikan informasi yang memadai, konsumen akan lebih percaya diri untuk membayar COD karena mereka memiliki gambaran yang lebih baik tentang apa yang akan mereka terima. Untuk pengantar, mereka bisa memfasilitasi pembeli yang ingin komplain mengenai produk yang konsumen terima. Dan untuk pembeli, mereka harus lebih teliti lagi dalam melakukan jual beli online, mulai dari mengecek deskripsi barang sampai ulasan yang diberikan konsumen lainnya. Hal ini bertujuan agar barang yang diterima benar sesuai ekspektasi.

Dan yang terakhir, penulis selaku mahasiswa ingin menyampaikan pesan bahwa tugas kita sebagai Gen Z sangatlah banyak. Kita bisa membantu dan mengedukasi orang yang masih kurang berpengalaman dalam penggunaan teknologi karena kita lah yang sudah erat dengan penggunaan teknologi. Kita juga bisa membantu mengatasi krisis paruh baya yang terjadi pada masyarakat. Kegiatan aksi turun langsung ke masyarakat untuk melakukan sosialisasi dan edukasi dapat dilakukan dalam berkontribusi untuk perubahan positif dan pengembangan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun