Mohon tunggu...
Fa bella
Fa bella Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Menulis adalah bagian dari diri saya, dengan menulis saya bisa mengenali diri saya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Metode Picture and Picture untuk Perkembangan Kognitif Peserta Didik Usia 6-8 Tahun

22 Juli 2024   23:58 Diperbarui: 23 Juli 2024   00:07 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penerapan Metode Pembelajaran Picture and Picture untuk Perkembangan Kognitif Peserta Didik Usia 6 - 8 Tahun

Pada tahap proses pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik, sebaiknya peserta didik terlibat langsung dengan pengalaman nyata sehingga menuntaskan rasa ingin tahu yang akan membuat peserta didik membentuk kesimpulan dan mendemonstrasikan pembelajaran langsung yang dialaminya. Peserta didik pada usia 6-8 Tahun merupakan sosok yang membutuhkan stimulasi secara maksimal dalam ranah pembelajaran untuk mewujudkan proses tumbuh kembangnya (Roza et al., 2019) dalam (Anida, Eliza., 2021). 

Pada masa anak usia 6-8 Tahun secara pondasi sangat tepat untuk menstimulasi berbagai macam potensi seperti perkembangan kognitif, moral, bahasa, motorik serta sosial emosional. Pada anak usia 6-8 Tahun, anak diklasifikasikan ke dalam lingkup sekolah dasar dalam ranah tersebut, konsep sekolah dasar yang masih merupakan masa peralihan di usia 6-8 tahun dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar sebaiknya dapat menggunakan model pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk memfokuskan peserta didik merespon konteks yang sedang diajarkan karena dengan model pembelajaran yang berinovasi  anak dapat mengembangkan banyak hal yaitu proses berpikir, membandingkan, dan tumbuhnya rasa ingin tahu.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyelaraskan kemampuan peserta didik dengan tahap perkembangan anak, yaitu perlu adanya profiling peserta didik atau mengobservasi latar belakang peserta didik sehingga mengetahui kemampuan, karakteristik serta gaya belajar peserta didik. Menurut Dimyati & Mudjiono, 2009 dalam (Amelia, Aisyah., 2021) belajar merupakan proses internal yang kompleks yang melibatkan aktivitas mental seperti kognitif, afektif serta psikomotorik. 

Ranah kompleksitas dapat dipersepsikan dari dua sisi, yaitu dari sisi pendidik dan peserta didik, bagi peserta didik, belajar merupakan proses yang melibatkan aktivitas mental dalam menerima aktivitas belajar seperti bahan ajar dan konsep dalam pembelajaran, bagi pendidik, belajar merupakan proses mempelajari suatu hal yang lebih luas seperti menganalisis kebutuhan belajar peserta didik sesuai dengan karakteristiknya dan belajar mengupgrade diri sehingga terbentuknya ide konsep belajar yang inovatif. Menyoroti aktivitas mental, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik pada usia 6-8 tahun, pendidik bertujuan untuk mengembangkan aktivitas mental atau proses berpikir ranah kognitif, karena pada usia 6-8 tahun merupakan usia pada tahap proses pembelajaran terarah awal yaitu peserta didik sudah bisa mengenal huruf dan angka, menulis, membaca dan mendengarkan instruksi dari pendidik. 

Menurut Piaget, kognitif merupakan kegiatan seorang anak yang beradaptasi dan menginterpretasikan objek serta kejadian - kejadian di sekitarnya. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif dapat dimaknai dengan tingkat kemampuan seseorang individu dalam proses berpikir yang mendalam meliputi proses pemecahan masalah, mengingat dan mengambil keputusan. Proses ini melibatkan interaksi antara individu dengan lingkungannya, dimana peserta didik secara aktif membangun pemahaman dan pengetahuannya melalui pengalaman langsung dan refleksi.

Menurut Shoimin sebagaimana dikutip oleh Riris Saniati, dkk. (2018), pembelajaran dengan model picture and picture adalah cara mengajar dengan memberikan gambar yang diurutkan menjadi urutan yang logis. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai unsur utama dalam proses pembelajaran. Penggunaan gambar dalam pembelajaran memang mempermudah pemahaman materi ajar. Selain karena dapat meningkatkan interaksi dalam kelas, penggunaan gambar dapat mengurangi kejenuhan para peserta didik. 

Secara umum, penerapan model pembelajaran ini mengajak peserta didik untuk mengurutkan gambar-gambar tertentu menjadi  satu urutan yang sesuai dengan materi ajar. 

Model pembelajaran Picture and Picture berfokus pada penggunaan gambar secara acak agar kepekaan anak terhadap materi menjadi lebih komprehensif. Suasana pembelajaran menjadi lebih aktif dan tidak monoton. Suasana yang demikian dapat membantu peserta didik memahami materi ajar serta meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan metode yang menyenangkan. Beberapa keunggulan dari penerapan metode picture and picture, antara lain:

  1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

  2. Peserta didik lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari. 

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun