Negara-negara juga dapat berinvestasi dalam industri dalam negeri mereka sendiri agar lebih kompetitif di panggung global. Ini dapat melibatkan investasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan tenaga kerja yang terampil, berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan teknologi baru, dan memberikan insentif bagi bisnis untuk berinvestasi dalam peralatan dan mesin baru. Dengan berinvestasi dalam industri dalam negeri mereka sendiri, negara-negara dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus bersaing secara lebih efektif di pasar global.
Proteksionisme dapat dilihat sebagai senjata utama dalam perang dagang, karena negara menggunakan tarif dan hambatan perdagangan lainnya untuk melindungi industri dalam negeri mereka dan mendapatkan keuntungan dalam perdagangan internasional. Perang dagang yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah menunjukkan dampak kebijakan proteksionis terhadap ekonomi global, dan bahaya tindakan pembalasan. Sementara proteksionisme dapat memberikan manfaat jangka pendek bagi industri dalam negeri, hal itu dapat memiliki konsekuensi jangka panjang bagi ekonomi global dan hubungan perdagangan antar negara.
Sangat penting bagi negara-negara untuk menemukan cara mempromosikan perdagangan sambil menghindari penggunaan kebijakan proteksionis yang dapat merugikan ekonomi global. Hal ini dapat dicapai melalui diskusi bersama, mempromosikan perdagangan bebas dan mengurangi hambatan perdagangan, serta berinvestasi pada industri dalam negeri agar lebih kompetitif. Dengan bekerja sama untuk mempromosikan sistem perdagangan yang lebih terbuka dan adil, negara-negara dapat memperoleh keuntungan dari peningkatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan standar hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H