Mohon tunggu...
Faathur Rahmat
Faathur Rahmat Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa umy

seorang mahasiswa yang senang untuk mengekplor dan mengamati dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menemukan Makna Mengajar dari Magang di MTS Muhammadiyah Kasihan

28 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 28 Januari 2025   17:25 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Magang adalah salah satu pengalaman yang membuka mata mahasiswa tentang dunia kerja yang sebenarnya. Sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, saya dan rekan-rekan mendapatkan kesempatan untuk menjalani program magang di MTS Muhammadiyah Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Program ini berlangsung selama dua minggu, mulai dari 21 Oktober hingga 2 November 2024. Pengalaman tersebut bukan hanya memperkenalkan kami pada proses belajar mengajar di lingkungan sekolah, tetapi juga memberikan pelajaran hidup yang sangat berarti.

MTS Muhammadiyah Kasihan adalah sekolah yang terletak di Jl. Peleman, Kalirandu, Bangunjiwo, Bantul, Yogyakarta. Dengan status sebagai sekolah swasta yang berada di bawah naungan Muhammadiyah, MTS ini mengedepankan pendidikan berbasis nilai-nilai Islam. Sekolah ini telah mengantongi akreditasi B dan memiliki suasana yang mendukung proses belajar-mengajar. Salah satu keunikan yang kami temui adalah penggunaan dua kurikulum yang berbeda, yaitu Kurikulum Merdeka untuk kelas VII dan Kurikulum 2013 untuk kelas VIII dan IX.

Awal mula kedatangan kami disambut dengan pengenalan lingkungan sekolah dan guru-guru pengampu. Kami diajak berkeliling untuk memahami fasilitas sekolah serta diperkenalkan kepada siswa-siswa yang nantinya akan menjadi bagian dari pengalaman belajar kami. Kesempatan ini memberikan gambaran nyata tentang kehidupan di lingkungan sekolah menengah pertama.

Salah satu pengalaman paling berkesan selama magang adalah saat kami diberi tanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tugas ini tidak hanya sekadar memenuhi kewajiban akademik, tetapi juga menuntut kami untuk benar-benar memahami kebutuhan siswa.

Dalam proses penyusunan RPP, kami harus memikirkan tujuan pembelajaran yang jelas, metode yang efektif, serta media yang sesuai dengan kondisi sekolah. Salah satu tantangan yang kami hadapi adalah keterbatasan fasilitas sekolah, seperti proyektor yang hanya tersedia satu unit di laboratorium IPA. Hal ini memaksa kami untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi.

Kami akhirnya memutuskan untuk menggunakan media sederhana, seperti poster dan papan tulis, yang tetap mampu membuat pembelajaran menjadi interaktif. Salah satu momen yang tak terlupakan adalah ketika siswa dengan antusias mempraktikkan percakapan bahasa Arab yang telah kami ajarkan. Melihat mereka berani berbicara di depan kelas memberikan kepuasan tersendiri.

Menghadapi siswa dengan karakter dan tingkat pemahaman yang beragam adalah tantangan tersendiri. Kami belajar bahwa setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda, dan sebagai guru, kami dituntut untuk dapat menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan mereka.

Salah satu pengalaman yang mengajarkan kami pentingnya fleksibilitas adalah ketika ada siswa yang kesulitan memahami konsep mubtada dan khobar dalam bahasa Arab. Kami harus mencari cara yang lebih sederhana dan mudah dipahami untuk menjelaskan materi tersebut. Akhirnya, dengan menggunakan analogi sederhana dan latihan yang intensif, siswa-siswa tersebut mulai memahami materi dengan lebih baik.

Selain itu, kami juga belajar bahwa komunikasi yang baik dengan siswa dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Mengajak siswa berdiskusi dan memberikan mereka kesempatan untuk bertanya ternyata mampu meningkatkan partisipasi mereka dalam kelas. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kami sebagai calon pendidik.

Evaluasi pembelajaran adalah bagian penting dari proses mengajar yang tidak bisa diabaikan. Selama magang, kami diberi kesempatan untuk merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Proses ini memberikan kami pemahaman tentang pentingnya evaluasi yang tidak hanya mengukur kemampuan siswa, tetapi juga memberikan umpan balik untuk perbaikan pembelajaran.

Kami menyadari bahwa membuat soal yang baik bukanlah hal yang mudah. Soal yang terlalu mudah tidak akan menantang siswa, sementara soal yang terlalu sulit justru dapat membuat mereka frustasi. Oleh karena itu, kami berusaha menyusun soal yang seimbang, yang tidak hanya menguji hafalan tetapi juga kemampuan berpikir kritis siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun