Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mampu memahami materi dengan baik. Namun, ada juga siswa yang masih kesulitan dalam beberapa aspek. Hal ini menjadi bahan refleksi bagi kami untuk memperbaiki metode pengajaran di pertemuan berikutnya.
Tidak ada proses belajar yang berjalan tanpa kendala. Selama magang, kami menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan fasilitas hingga perbedaan karakter siswa. Namun, kami belajar bahwa setiap kendala adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Salah satu kendala yang cukup menantang adalah keterbatasan waktu dalam menyampaikan materi. Dengan alokasi waktu yang terbatas, kami harus memastikan bahwa semua siswa dapat memahami materi dengan baik. Solusi yang kami terapkan adalah dengan memberikan tugas tambahan yang dapat dikerjakan siswa di rumah.
Selain itu, keterbatasan fasilitas seperti minimnya media pembelajaran digital membuat kami harus lebih kreatif dalam menyampaikan materi. Kami mencoba membuat media pembelajaran sederhana yang tetap mampu menarik perhatian siswa. Meskipun sederhana, media tersebut terbukti efektif dalam membantu siswa memahami materi.
Magang ini tidak hanya memberikan kami pengalaman teknis mengajar, tetapi juga membangun kepercayaan diri kami sebagai calon pendidik. Berinteraksi dengan siswa, menjawab pertanyaan mereka, dan melihat mereka belajar dengan antusias memberikan kebahagiaan yang tak ternilai.
Salah satu momen yang paling membanggakan adalah ketika kami berhasil mengatasi rasa gugup saat mengajar di depan kelas. Awalnya, berdiri di depan puluhan siswa membuat kami merasa cemas. Namun, seiring berjalannya waktu, kami mulai merasa lebih percaya diri. Pengalaman ini mengajarkan kami bahwa kepercayaan diri dapat dibangun melalui pengalaman dan latihan yang konsisten.
Keberhasilan magang kami tidak lepas dari dukungan guru pembimbing dan staf sekolah di MTS Muhammadiyah Kasihan. Mereka dengan sabar memberikan masukan dan bimbingan kepada kami. Kami belajar banyak dari pengalaman mereka sebagai pendidik yang telah bertahun-tahun mengajar.
Guru pembimbing kami juga memberikan umpan balik yang konstruktif setelah setiap sesi pembelajaran. Masukan mereka sangat membantu kami dalam memperbaiki metode pengajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Magang di MTS Muhammadiyah Kasihan telah membuka mata kami bahwa menjadi guru tidak sekadar menyampaikan materi di depan kelas. Guru adalah sosok yang harus mampu memahami kebutuhan siswa, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, dan terus belajar dari pengalaman.
Kami berharap pengalaman ini menjadi pijakan kuat untuk menjadi pendidik yang profesional dan berdedikasi. Meskipun masih banyak yang perlu kami pelajari, kami merasa bahwa magang ini telah memberikan fondasi yang kokoh bagi kami untuk melangkah ke dunia pendidikan yang sesungguhnya.
Semoga pengalaman ini juga dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus belajar dan berkembang, serta menjadi pendidik yang mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan di Indonesia.