Mohon tunggu...
Sitha Arilah
Sitha Arilah Mohon Tunggu... -

i m feeling refresh after find something new

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dilamar Jadi Istri Pertama atau Istri Keempat??

9 Desember 2010   01:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:53 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignright" width="260" caption="gambar dari google"][/caption] Kita sama-sama mengenal istilah poligami, dimana laki-laki berhak memiliki istri lebih dari satu dengan syarat ia memang siap, mapan, dan dapat berlaku adil. Dalam pelaksanaan di kehidupan, banyak kaum lelaki yang menjadikan alasan meneladi Rasulullah agar dapat melakukan poligami. tentunya yang perlu ditelaah niat sebenarnya mereka di balik itu semua. Apakah mereka sanggup nantinya berlaku adil dan menghidupi istri-istri dan anak-anaknya nanti? Dulu, saya tidak terlalu ambil pusing dengan poligami. malahan saya pribadi sering berpikir bahwa poligami itu baik di masa sekarang dimana jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki. Apalagi saya adalah orang yang berpikir bahwa laki-laki adalah tempat perempuan bergantung, karena itu, jujur, saya sangat tidak menghargai laki-laki yang bergantung pada perempuan. Saya pikir sudah sewajarnya perempuan mau dipoligami dan berusaha ikhlas demi kebahagiaan semua. Yaahh..., itulah yang saya pikir selama ini. Saya belum pernah menempatkan benar-benar diri saya sebagai pihak perempuan yang akan dipoligami, atau mungkin saya sudah menempatkan diri saya pada posisi itu tapi belum pernah benar-benar memikirkan rasanya. Pemikiran itu terus ada di benak saya hingga hari itu datang. Hari dimana ada seorang teman yang bercanda dan bertanya, "Mau g kamu jadi istri saya? Saya mau punya empat istri". "Wuihh..., buset dah...". mungkin itu pikiran pertama saya ketika mendengarnya, atau entah apa, saya tidak ingat jelas apa yang terbersit pertama di pikiran saya ketika itu. tapi satu hal yang pasti, saya kaget dan merasa sedih. Yup, sedih. Saya heran kenapa saya merasa sedih. padahal itu hanya candaan dan saya sama sekali tidak atau belum punya perasaan cinta atau apapun pada teman saya itu, hanya perasaan sayang sebagai teman saja. Dan saya tahu kalau itu hanya candaan darinya, bukan lamaran. Tapi ternyata pertanyaan teman saya itu membangkitkan perasaan penolakan kuat dihati saya. Saya tidak mau dimadu. Setelahnya, saya dan teman saya itu sering kali membahas masalah itu tiap kali ada kesempatan bertemu. Jujur saya sangat penasaran kenapa ia bertekad ingin punya istri empat. Saya sempat berfikir apakah itu niat baik atau hanya sebuah nafsu atau dia hanya bercanda lagi. Saya ingat dalam diskusi kami dia bercanda lagi dan berkata kalau saya tidak mau buru-buru menikah, saya tidak perlu jadi istri pertama, saya bisa jadi yang kedua, ketiga, atau keempat. Ugh...!! Candaannya itu lagi-lagi menusuk saya. Ternyata saya bukan hanya tidak mau dimadu. Saya tidak mau menyakiti hati istri pertama bila saya jadi istri kedua. Tidak mau menyakiti hati istri pertama dan kedua bila saya jadi istri ketiga..., dan seterusnya. Intinya hati saya merasa sakit dimadu, dan saya pun tidak mau ada wanita lain yang merasa hatinya sakit dimadu karena saya. Tak selesai sampai disitu. Saya lantas bertanya pada teman saya apa dia tidak khawatir akan membuat sedih perempuan yang ia lamar nanti, saya bilang padanya saya akan sedih dan menolak bila ia melamar saya dengan sebelumnya berkata bahwa ia akan punya empat istri. Saya mendapatkan jawaban yang tidak saya duga menusuk pemikiran saya lagi sebagai perempuan. Dia bilang justru ia adalah laki-laki yang baik karena dengan berkata begitu berarti dia sudah siap memiliki empat istri dan dia sudah jujur dari awal melamar sebelum menikah dengan perempuan pilihannya bahwa ia akan berpoligami. Dia bilang itu lebih baik daripada laki-laki lainnya yang justru diam-diam berpoligami atau nanti setelah menikah baru minta berpoligami. Kata-kata teman saya itu membuat saya berpikir...., hai kalian para lelaki..., benarkah kalian berpikiran begitu..., bahwa sebenarnya kalian ingin memiliki istri lebih dari satu..., tapi kalian tidak berani jujur?? Buktinya banyak sekali kasus perselingkuhan dan kawin-cerai. Benarkah kalian dalam hati menyembunyikan hasrat dan niat untuk memiliki istri lebih dari satu?? Jawablah para lelaki...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun