Mohon tunggu...
Franklin Towoliu
Franklin Towoliu Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pemerhati masalah kehidupan

Melayani Tuhan, menulis, melukis, perupa. Tak ada tempat seluas dan selebar hati kita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Didaulat Pembicara, Brigjen Pitra Ratulangi Dukung Seminar dan KKR Rohani

20 Juni 2024   09:58 Diperbarui: 20 Juni 2024   16:08 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manado, Sulawesi Utara. 

Narkoba adalah musuh masyarakat yang sangat mengancam kesehatan serta moral generasi muda. Meski pemerintah selalu gencar melakukan penangkapan dan penanggulangan korban serta peredarannya, tokh pelaku dan pemakai masih berkeliaran dengan jaringan mereka yang sulit terdeteksi dan  sulit dibasmi sampai tuntas. 50 orang meninggal setiap hari karena barang haram dan pembawa maut ini. Itu berarti ada 18.000 korban meninggal setiap tahun. Mirisnya generasi muda menjadi sasaran utama peredarannya. 

Sebuah Organisasi International bernama United Nations Office On Drugs and Crime (UNODC) menyatakan dua juta pelajar Indonesia sudah mengkonsumsi narkoba di tahun 2018. Indonesia juga ternyata masuk dalam jalur segi tiga emas peredaran narkoba di Asia, terutama jenis metamfetamin. Negara lain yang bersama Indonesia dalam jalur ini adalah Jepang, Australia, Malaysia dan Selendia Baru.  Mantan Kepala BNN Indonesia Komjen Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose MM. kepada Pers mengatakan bahwa ada 49 jaringan narkoba di Indonesia. Ini adalah fakta yang sangat mengkhawatirkan dan jarang diketahui masyarakat awam tentunya.

BNN juga merilis bahwa antara tahun 2022-2023 ( hanya 1 thn), ada 4,8 juta penduduk Desa dan Kota di Indonesia pernah menggunakan barang haram ini dengan rentang usia16 hingga 62 Tahun. Dalam periode tahun yang sama, data BNN mengungkap ada 768 tindak pidana narkotika dengan tersangka sebanyak 1.209 orang. 

Melihat maraknya peredaran narkoba serta dorongan untuk menopang pemerintah dalam mencegah bahaya besar narkoba di kalangan pemuda dan pelajar, organisasi pelayanan Kristen Raja Kemuliaan Ministri bekerjasama dengan Tim Penginjilan El Shadai New Life Mission Australia menggagas sebuah ibadah KKR berthema 'Jesus Christ Is Comingback Soon, The Last Day' yang juga disertai dengan seminar Anti Narkoba dengan topik 'Peran Gereja, Keluarga, Pemerintah, dan sekolah, dalam menanggulangi bahaya Narkoba dan peredarannya.'

Greetha Eva Sitanala S.E selaku sekretaris panitia kepada Kompasiana, Kompas.com, mengatakan Tim Penginjilan akan datang dari berapa negara dan tergabung dalam Tim El Shadai New Life Mission Australia . "Mereka sangat terbeban untuk datang melayani dan berdoa bagi Indonesia akan pergumulan Bangsa ini dan generasi muda gereja." Ujar Greetha Sitanala di sela doa puasa dan penyembahan yang di adakan di sekretariat Kleak, Sabtu, 15 Juni kemarin.. "Kita merendahkan diri di hadapan Tuhan. Mencari wajahnya dan perkenannya agar KKR dan Seminar nanti bisa terealisasi dengan baik dan berdoa agar nanti  banyak yang mendapatkan manfaat rohani dari kegiatan ibadah ini. 

Tim Penginjilan yang terdiri dari pembicara dan tim pendoa ini di koordinir oleh Pdt. Harry Gill (Aus) dengan 8 anggota tim lain yakni ; Pdt.Nancy Gill (Aus), Pdt. Daniel Valcan (Aus), Pdt. Marcel Singeorzan (Romania), Pdt.John Valcan (Roman), John Valcan Wife (Roman), Andrew Simplejoy (Philippine), Mr. Billy (New Zealand) dan Pdt. Mr. Shalom dari Africa. Rencana kedatangan Tim mulai tanggal 1 Agustus karena pelaksanaan acara mulai tanggal 5-10 Agustus. 

Guna mewujudkan seminar rohani ini, Senin, 3 Juni lalu Panitia KKR dan Seminar menyambangi kantor (BNNP) Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Utara untuk meminta masukan , saran atau petunjuk terkait penyelenggaraan seminar, sekaligus mengundang Kepala BNN Provinsi Sulut Brigjen Pol. Pitra A. Ratulangi S.I.K, M.M, menjadi Nara sumber di seminar.

Panitia KKR dan seminar yang diwakili Oleh Pdt. Franklin Towoliu selaku ketua Panitia dan di dampingi oleh Ferry Lesar selaku Koordinator Bidang Publikasi dan media di terima langsung oleh kepala BNNP Sulut di ruang kerjanya. 

Dalam penuturannya  Brigjen Pitra Ratulangi menyambut baik rencana seminar yang nantinya akan di helat pada Bulan Agustus ini. 

                ***

Menangani penanggulangan Narkoba (narkotika dan obat obatan) serta pengaruh destruktifnya bagi kesehatan jiwa serta moral, memang membutuhkan kerjasama dari semua pihak, mengingat terbatasnya jangkauan sosial aparat untuk dapat mengendus pergerakan masif peredaran narkoba. 

Diperlukan pendekatan-pendekatan khusus untuk menekan peredaran dan pengaruh narkoba bagi generasi muda terutama pendekatan secara religius atau keagamaan disamping bimbingan orang tua dan pengawasan pemerintah. 

Pencegahan penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar dan mahasiswa, memang merupakan target dan program BNNP Sulut, sebabnya kegiatan positif seperti seminar anti narkoba ini sangat patut di dukung, meski memberantas narkoba bukanlah perkara gampang tapi harus dilakukan konsisten dan bahu-membahu dengan semua pihak dalam masyarakat, demikian sambutan Brigjen Pitra Ratulangi kepada Panitia KKR dan seminar. Kepala BNNP sendiri dalam ruang kerja kantornya  Jalan 17 Agustus Bumi Beringin Kecamatan Wenang Kota Manado, didampingi oleh Koordinator Bidang P2M, Sam G Repy. 

                Brigjen Pol. Pitra A Ratulangi, S.I.K, MM juga memberikan penghargaan atas pertemuannya dengan panitia KKR yang berniat mengadakan seminar tersebut. Brigjen Pitra membeberkan penjelasan jika beliau secara pribadi pun instansi yang dipimpinnya merasa sangat prihatin dengan peredaran narkoba yang sulit dihentikan kecuali oleh kesadaran dan pencegahan penuh masyarakat. Pelajar dan mahasiswa dijadikan sasaran empuk oleh para bandar dalam menjalankan bisnis haram dan demi meraup keuntungan yang besar dan cepat rela melanggar hukum, norma serta moral agama dan masyarakat, terutama mengorbankan generasi muda bangsa. "Kasihan kalangan pelajar dan mahasisw, yang terus menjadi target empuk dari para bandar narkoba.  Mereka (bandar narkoba) menjalankan bisnisnya sangat rapi dan cara kerja mereka senyap untuk menghindar jangan sampai terdeteksi aparat.  Mereka tidak kelihatan tapi terus bergerak karena pada intinya menjalankan bisnis untuk mencari keuntungan" tutur Brigjen  Ratulangi prihatin seraya berkata, siap menjadi pembicara dalam acara KKR dan Seminar Narkoba yang digagas oleh Panitia..                                                                                                                                  

Brigjen Pitra Ratulangi yang adalah pria asli Remboken, Tondano ini, mengungkap salah satu strategi bandar narkoba di Sulut biasanya berasal dari luar namun seringkali mereka transit dari Jakarta, kemudian setelah tiba di Sulut menyebar ke berbagai kota hingga kecamatan dan desa, tapi justru ini yang sulit untuk dilacak karena mereka sembunyi.  "Bisa kita bayangkan ada anak kecanduan narkoba tapi karena malu dan takut, orang tuanya enggan melaporkan kepada pihak berwajib hingga informasi soal ini tersembunyi agar tidak terendus aparat," katanya heran. 

BNN Sulut sejatinya terus-menerus hingga sekarang melakukan sosialisasi untuk upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dalam masyarakat dengan melibatkan pelajar dan mahasiswa. Tercatat tahun 2023 lalu program sosialisasi dari BNNP Sulut menyasar 72 ribu orang yang pernah atau sedang terhubung langsung dengan narkoba.  

Sementara itu panitia KKR dan seminar berterima kasih kepada Brigjen Pol Pitra A Ratulangi yang telah menerima panitia dan siap bekerjasama dalam kegiatan yang nantinya akan di gelar pada tanggal 5,8-10 Austus untuk KKR di Manado, Bitung, dan Kabupaten Minahasa Tenggara dan  tanggal 6-7 Agustus untuk pelaksanaan Seminar di Kota Manado.

Selain bekerjasama dengan pihak BNN, Panitia KKR dan Seminar ini juga menjalin kerjasama dengan Universitas serta sekolah SMK, SMU dan SMP sebagai target penyampaian materi seminar nanti. Di samping itu juga Panitia lewat ketua panitia mengharapkan dorongan dari orang tua dan guru untuk para siswa agar memberikan waktu untuk seminar dan KKR ini demi menopang pemerintah dalam menanggulangi bahaya peredaran dan efek maut narkoba.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun