Mohon tunggu...
Franklin Towoliu
Franklin Towoliu Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pemerhati masalah kehidupan

Melayani Tuhan, menulis, melukis, perupa. Tak ada tempat seluas dan selebar hati kita.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Srikandi Merah Puan Maharani

10 April 2021   00:36 Diperbarui: 10 April 2021   00:49 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Puisi,  F. Elang Pratapa Towoliu


Cantik nian engkau wahai srikandy bangsa...
Dalam kebersahajaanmu,  teruntai ketulusan dan pengabdian diri...
Dalam lebar senyum mu tergores pula tekad dan kerja keras sebagi pusaka warisan Sang Putra Fajar

Engkau bukan perempuan manja yang  berkutat dengan perhiasan dan kemewahan semu...
Bukan wanita pesolek yang suka menari dalam hujan kejayaan dan melimpahnya harta...
Bukan pula srikandi gemulai dengan suguhan lentik jemari meramu bumbu rayu merayu dipanggung hedonisme...
Tapi....
Engkaulah mawar dalam debu politik dan demokrasi bangsa yang penuh ancaman dan ketidaknyamanan...
Engkaulah kembang melati yang terpoles oleh darah perjuangan tiga generasi pengabdi bangsa...
Engkau lahir dalam ganasnya sebuah pertaruhan hidup antara kebenaran dan penghianatan...
Tumbuh dalam asuhan nilai perjuangan, keuletan, cinta dan tujuan meneruskan perjuangan membangun moral bangsa dari sang Proklamator...
Engkaulah Srikandi merah kami...
Dalam gemulaimu ada panah api tekad...
Dalam tutur sederhana mu ada senandung indah berisi sair pengharapan anak cucu kami kelak..
Dalam kepolosan dan kemudaanmu, terpoles pelajaran tiga politisi serta tokoh besar bangsa ini. Merekalah Sukarno, Megawati dan Joko Widodo..

Indah nian engkau Dinda...
Seperti rusa betina muda hendak turun ke medan perang...
Tapi engkaulah Srikandi merah kami...
Padamu ada panah dan busur... Bahkan sejak kanak engkau telah diajar bagaimana melesakkannya pada sasaran...
Betapa kuatir dan galaunya kami jika engkau terpanah...
Tapi bagaimanapun, engkaulah ratu dan pemimpin semangat kami untuk Indonesia yang lebih baik setelah ini, suatu masa keemasan oleh gurumu.

Duhai Srikandi merah kami...
Banteng muda yang tengah mendengus...
Sudikah Puan  jika  Adinda kami sunting sebaai presiden kami ,

kelak?

(Dedikasi untuk calon presiden kami,  DR. Puan Maharani ::: Dari kumpulan sajak Demokrasi F. Elang Pratapa' Towoliu, April 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun