Mohon tunggu...
Franklin Towoliu
Franklin Towoliu Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pemerhati masalah kehidupan

Melayani Tuhan, menulis, melukis, perupa. Tak ada tempat seluas dan selebar hati kita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jika Semua Aspek Hidup Sudah Dikuasai Covid

24 April 2020   04:17 Diperbarui: 24 April 2020   05:30 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hal di atas tadi jelas menunjukkan adanya proses Pengaburan Paham antara penundukkan diri terhadap Allah  secara transcendental dan penundukan diri kepada pemerintah sebagai wakil Allah secara vertical.

Dengan kejadian-kejadian itu pula umat manusia boleh belajar bahwa proses peradaban yang selalu bergerak maju (Progres) atas konsekwensi intelektualitas yang digunakan secara negative dengan tujuan keuntungan tertentu dapat menciptakan masaalah baru yang serius yang kita sebut bencana.

Virus corona yang ditenggara berasal dari pengelolaan daging hewan yang keliru atau (Lagi dicari kebenarannya) system pemutakhiran zat kimia dengan unsure biologis di laboratorium Wuhan, atau bahkan pembabatan hutan, explorasi dan eksploitasi sumber  alam yang berlebihan semua itu untuk  mempertahankan siklus hidup manusia namun dapat beresiko kepada umat manusia dan kerusakan hayati.

Sampai pada taraf ini, hal religiusitas yang kita pegang dapat membantu umat manusia untuk semakin tawakal dan berserah sebagai pertanda bahwa eksistensi ilahi atau Allah itu ada dan dipercai bersama. Sebabnya, mari kita beri hati dan pemahaman kita kepada rasa taat kepada pemerintah dan bergandengan tangan menghadapi musuh kita.

Ingat! Pemerintah bukan tidak memiliki senjata tapi belum dapat memaksimalkan senjata itu. Kitalah senjata itu, umat manusia dengan sikap toleran yang tinggi, bersama dan  kemauan untuk bertahan hidup. Mari kita lawan  lawan covid-19. #dirumah aja. #WorkFromHome dan #Physical distancing.

Sebelum menutup artikel, saya teringat seorang pria yang sempat disangka sedikit tak waras oleh Jackson Curtis seorang penulis yang diperankan oleh John Cusack sebagai mainstream utama dalam film 2012.

Pria yang memerankan sosok nyentrik seorang penyiar radio bernama Charlie Frost (Woody Harrelson) yang terus-terusan menyiarkan di radio tentang bencana besar bagi dunia yang juga melanda Yellowstone. 

Dalam film yang sejak awal menyuguhkan adegan pemacu jantung bagi penonton ini, Harald Kloser sebagai penulisnya mencoba membawa pesan-pesan kebenaran yang sedikit gila lewat sosok Charlie.

Kebenaran-kebenaran yang berusaha disembunyikan dengan rapat oleh para ahli dan ilmuwan juga oleh intelegensi internasional, hingga kebenaran itu akhirnya menjadi nyata. Film ini melukiskan soal kepunahan ras manusia sekitar 95%. 

Dibandingkan apa yang kita alami sekarang kisah pada film 2012 ini terlalu melenceng jauh. Lagipula tujuan saya menulis sedikit reverensi film di akhir artikel ini lebih  untuk mendorong dan mengsugesti para ahli dan pemerintah untuk berkata seadanya akan fakta yang ada serta juga untuk masyarakat agar mawas diri dan satu komando dengan taati apa yang diarahkan pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun