Mohon tunggu...
Franklin Towoliu
Franklin Towoliu Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pemerhati masalah kehidupan

Penulis,fiksi,komik,freejournalist,perupa dan aktifis teater

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ekspedisi Ventira, Negeri yang Hilang (9)

19 April 2020   22:58 Diperbarui: 19 April 2020   23:37 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sorry, Ini pasti Pak Burhan ya?" Rainy mengulurkan tangan menyalami Burhan yang balas mengangguk.

 "Tak salah terkaan anda non. Saya memang Burhan namun tak pakai pak. Saya punya panggilan harian, bagaimana kalau panggil saja Han?" Burhan menyambut hangat salaman Rainy. 

 "Ok, Han. Kalau iniiii...?  

 "Ini Danish... ia juga Tim Peliput dan dokumentasi. Ia dari majalah Times. Atas permintaan Mister Daniel untuk menambahkan anggota di bidang dokumentasi tapi kalau bisa dari media asing, maka saya mengajak rekan saya ini." Burhan menjelaskan. "Kalau begitu kamu pasti Raiva," Burhan balik menebak Rainy.

 "Hampir benar... Saya teman sehatinya Raiva, nama saya Rainy." Sahut Rainy dengan mata berbinar seolah senang karena Burhan tak berhasil menebaknya.

 "Oh,ya... Mister Daniel cerita banyak soal kalian berdua." Burhan tersenyum, mempertontonkan giginya yang putih dan berbaris indah. Biasa jadi ia pernah menang lomba senyum dan gigi indah Pepsoden.

 "Hi. Danish I'm Rainy. Sory, May I know your age ?" Tanya Rainy menelisik raut Danish, mengira kalau gadis asal Negara Kangguru ini masih berusia belasan tahun, sehingga dengan umur sebelia itu dipastikan ia tak akan mengijinkan Danish masuk dalam tim ekspedisi ini.

 "Sory. Saya Danish. Dari Melbourn Australia. Saya 32 tahun. Saya bekerja untuk majalah Times.  By the way,,, saya terkesima dengan mu. Anda sangat cantik, seperti Lara Croft dalam Tomb Rider.  Saya suka dan senang berkenalan dengan anda dan saya juga senang bisa bergabung dengan tim ini" puji Danish dengan jujur sambil terus menatap wajah Rainy hangat meski kalau mau jujur kebanyakan orang tak suka kalau hal pribadi seperti umur langsung ditanyakan apalagi di depan orang. Itu diangap tak sopan. Tapi Danish menepis perasaan itu. Ia yakin ada suatu hal penting dibalik pertanyaan Rainy soal usianya. lagipula Ia sudah mendengar data diri Rainy dan anggota tim lain tentu saja dari Daniel. Kata Daniel agar mereka saling menjaga sikap satu sama lain. Kata Daniel pada Danish soal menjaga sikap? Hohohooo... lucu rasanya jika disepadankan dengan sikap Daniel yang 'justru' terkesan tidak bisa menjaga perasaan orang dan seenaknya.

 "Owhhh... You look so beautiful too. To happy to meet you, Danish. Your Indonesian is very good. Ok kita ber-Indonesia saja ya?" balas Rainy. "Maaf... Dari face anda saya menebak anda berkisar 17 atau 18 tahun yang berarti pelanggaran umur dalam tim kami." balas Rainy sopan, dengan mengatakan ungkapan 'anda dan saya' sebagai sebutan ganti nama. Apalagi Danish seorang pendatang dari luar walau sudah kerja lama di Indonesia. Bagi Rainy, sebutan dan cara kita berbicara dengan orang asing seperti Danish akan merepresentasikan budaya kita yang kaya ajaran moral jika kelak ia pulang ke negaranya.

 Rainy kini telah duduk di samping Didin agar  memudahkannya menuang teh hangat yang masih mengepul. Dan akhirnya Didin terjepit diantara dua wanita pujaannya. Sebenarnya tiga. Hanya yang satu masih di kamar. Didin memang serakah. Dihadapkan tiga bidadari dan disuruh memilih oleh hatinya, ia malah memilih ketiganya. Itu berarti ia tak akan dapat satupun. Ia sebelas-duabelas dengan pak Hapri yang selalu mengimpikan Rainy dan Eva meski mereka baru sehari semalam di penginapannya.

 Dari arah dalam muncul Baim di ikuti pak Hapri. Pak Hapri terlihat hati-hati membawa nampan kayu Eboni berisi air panas, gula dan teh. Sementara Baim bersiul kecil dengan membawa sepiring  kue pisang goreng panas.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun