Kedatangan adik-adik baru masih terus berlangsung. Setelah Hadi, kemudian lahir Hanif, lalu Farida, diikuti oleh Lulus dan Dadi. Semuanya lahir di rumah kami di desa Bobosan. Rumah yang tidak saja hangat, namun juga amat hiruk pikuk. Karena selain kami sekeluarga, Kakek, Nenek, masih ada saudara-saudara Bapak dan Emak yang tinggal di situ. Mereka menjadi bagian keluarga yang benar-benar besar. Semuanya ditampung oleh Bapak yang ketika itu mendirikan pabrik kacang asin.
Tetapi Emaklah nafas semuanya. (bersambung)