Mohon tunggu...
Farhan Zahid
Farhan Zahid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa penulis

Mahasiswa di Departemen Statistika IPB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Pertumbuhan dan Kesejahteraan dalam Islam

25 Maret 2022   17:35 Diperbarui: 25 Maret 2022   17:38 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Makna Kesejahteraan Dalam Syariah Islam 

Kesejahteraan ekonomi syariah bertujuan mencapai kesejahteraan manusia secara menyeluruh, yaitu kesejahteraan material, spiritual, dan moral. Konsep ekonomi kesejahteraan syariah bukan saja berdasarkan teori dan textbook dari ekonomi, tetapi juga nilai spiritual dan moral. Konsepsi kesejahteraan dan kebahagiaan (falah) mengacu pada tujuan syariat Islam dengan terjaganya 5 prinsip dalam maqashid syari'ah, yakni terjaganya agama (ad-din), terjaganya jiwa (an-nafs), terjanganya akal (al-aql), terjaganya keturunan (an-nasl) dan terjaganya harta (al-mal). Secara detail, beberapa tujuan ekonomi Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.  Kesejahteraan ekonomi mencakup kesejahteraan individu, masyarakat dan negara.

b. Tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi Pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan, keamanan dan sistem negara yang menjamin terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara adil.

c. Penggunaan berdaya secara optimal, efisien, dan juga tidak mubazir.

e. Distribusi harta, kekayaan, dan hasil pembangunan secara adil dan merata.

f. Kesamaan hak serta peluang.

g. Kerjasama dan keadilan di masyarakat.

Simpulan

Ekonomi konvensional berbasis kapitalisme telah membawa kesejahteraan nominal di sejumlah negara sejak konsep tersebut diterapkan. Dengan berbagai ketimpangan yang timbul baik di dalam negara maupun antarnegara, sejumlah orang mempertanyakan kembali konsep ekonomi kapitalisme. Yang tidak terlihat oleh angka-angka dalam ekonomi hari ini adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi saat ini mengorbankan banyak hal: ketimpangan sosial, kerja keras yang dibayar rendah, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, kualitas spiritual, hati nurani, bahkan terkadang keadilan. Semua hal tersebut dikorbankan demi "pertumbuhan ekonomi". Ekonomi Syariah mengajak kita kembali kepada ekonomi yang beretika, bermoral, dan berakhlak mulia melalui nilai-nilai Islam. Islam juga tidak mengusung konsep yang utopis, melainkan sejalan dengan fitrah manusia. Dengan ekonomi Islam, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan dapat diusahakan secara adil, tanpa mengorbankan orang lain maupun mengeksploitasi sumber daya alam yang merupakan titipan Allah subhanahu wa ta'ala untuk digunakan dengan baik dan adil. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun