1. Bali United (Indonesia)
Bali United menjadi klub sepak bola pertama di Indonesia yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2019. Dengan kode saham BOLA , klub ini berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp 350 miliar dalam penawaran umum perdana (IPO). Meskipun baru, Bali United menunjukkan potensi pertumbuhan yang baik, terutama dengan strategi pemasaran yang kuat dan dukungan penggemar yang loyal. Pada tahun 2023, Bali United mencatatkan laba bersih sebesar Rp 36,65 miliar. Namun, pada kuartal pertama tahun 2024, laba bersih mereka menurun menjadi Rp 16,5 juta. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan pendapatan usaha sebesar 31,87% dan beban operasi yang masih cukup besar, mencapai Rp 74,92 miliar, dengan biaya remunerasi pemain dan ofisial sebesar Rp 17,14 miliar dan gaji serta tunjangan sebesar Rp 15,46 miliar. Pemegang saham terbesar Bali United adalah Pieter Tanuri, yang memiliki peran penting dalam pengelolaan klub.
2. Manchester United (Inggris)
Glory Glory Man. United, Glory Glory Man. United. Â
Yup seperti chant diatas klub berikutnya yang melantai di pasar modal dan dapat dibeli sahamnya adalah Manchester United.Manchester United adalah salah satu klub paling terkenal di dunia yang terdaftar di New York Stock Exchange dengan kode saham MANU. Pada laporan terbaru, klub ini mencatatkan kerugian bersih sebesar £113,2 juta (US$147,5 juta)  pada tahun 2023 - 2024, meningkat dari sebelumnya sebesar £28,7 juta pada 2022-2023 . Meskipun prestasi tim di lapangan tidak selalu sejalan dengan performa finansial, Manchester United tetap memiliki kekuatan komersial yang besar melalui hak siar dan kerjasama sponsor global. Keluarga Glazer masih menjadi pemegang saham terbesar klub, meski kedatangan investor baru Sir Jim Ratcliff melalui perusahaannya Trawlers Ltd.
3. Juventus FC (Italia)
Juventus FC terdaftar di Bursa Italia dengan kode saham JUVE. Klub ini memiliki sejarah panjang dalam hal keberhasilan di lapangan dan pendapatan dari merchandise serta sponsor. Sama seperti Man. United, Juventus juga mengalami kerugian yakni sebesar €95,1 juta ($102 juta) pada paruh pertama tahun fiskal 2023-24.  Meskipun menghadapi tantangan dalam beberapa musim terakhir, Juventus tetap menjadi salah satu klub dengan pendapatan tertinggi di Eropa. Pemegang saham utama Juventus adalah Exor N.V., sebuah perusahaan investasi milik keluarga Agnelli yang memiliki kepentingan besar dalam klub.
4. AS Roma (Italia)
AS Roma terdaftar di Bursa Italia dengan kode saham ASR. Meskipun Sempat terlihat menjanjikan bersama Mourinho lewat back to back Final Kompetisi Eropa, AS Roma kemudian mengalami fluktuasi dalam performa tim. AS Roma Kemudian terus berupaya meningkatkan pendapatan melalui penjualan tiket dan merchandise. Mereka memiliki basis penggemar yang loyal dan potensi pendapatan yang stabil. Pemegang saham terbesar AS Roma adalah Friedkin Group dengan saham sebesar 86,6%.
5. Borussia Dortmund (Jerman)
Finalis Champions League 2023-2024, Borussia Dortmund juga terdaftar di Bursa Frankfurt dengan kode saham BVB.GR. Klub ini dikenal dengan model bisnisnya yang sukses, mengandalkan penjualan tiket dan merchandise serta kesepakatan sponsor yang kuat. Borussia Dortmund memiliki basis penggemar yang sangat loyal dan sering kali mencatatkan kehadiran stadion tertinggi di Eropa.
Dengan demikian, investasi di sepak bola menawarkan peluang menarik bagi investor, terutama ketika mempertimbangkan potensi pertumbuhan jangka panjang dari klub-klub ini. Meskipun ada tantangan keuangan yang dihadapi oleh beberapa klub, potensi pendapatan yang besar dari sumber-sumber seperti hak siar, sponsor, dan merchandise tetap menjadi daya tarik utama bagi investor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H