Berganti saat menjadi ketika
Raga itu belum mati, belum juga menjadi tuli
Saat gema terhantar pada ufuk malam
Sang rasa kemudian memberi kala
Kala bisa jadi pertanda
Kemudian cinta menjadi derita
Raut wajah siapa
Mereka yang buta bertanya
Di balik meja, berbicara, tanpa kata
Sementara di sebrang jendela, gadis merenda mata
Menaruh harap pada setiap duka
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!