Mohon tunggu...
Rezha Nata Suhandi
Rezha Nata Suhandi Mohon Tunggu... Penulis - Rezha

Mencintai senja kala biru, kegaduhan imajinasi lambang superioritas intelektual.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Anies-Sandi tentang Kesejahteraan, Keadilan, dan Kebahagiaan Jakarta

16 Januari 2017   18:29 Diperbarui: 14 Oktober 2017   05:53 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun bagi saya, komitmen kesejahteraan yang ditekankan Anies-Sandi bukanlah bujukan maupun rayuan. Itu realistis dan dapat dilakukan bersama oleh masyarakat Jakarta. Apalagi kita sama-sama mengetahui jika Anies Baswedan merupakan tokoh yang gemar melibatkan partisipasi publik dalam programnya, seperti program turun tangan dan Indonesia mengajar yang pernah digagasnya.

Lalu bagaimana dengan keadilan? Apa yang hendak dicapai dalam keadilan versi Anies-Sandi?

Disinilah letak pentingnya mencapai kebahagiaan pada satu bentuk masyarakat madani yang dicitakan bersama. Apa itu masyarakat madani? Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudaya namun mampu berinteraksi dengan dunia luar yang modern sehingga dapat terus berkembang dan maju.

Masyarakat madani mengambil peran inklusifitas terhadap segala nilai hidup social masyarakat, bahkan pada kelompok yang dianggap eksklusif dalam masyarakat melalui aliansi sosial. Jalan moderat dengan berdiri diatas semua golongan dan kepentingan adalah jalan tengah yang diusung Anies-Sandi dalam lelaku kehidupan sosial masyarakat Jakarta kelak.

Hal ini sebetulnya sudah disampaikan dengan makna yang tersirat ketika secara mengejutkan Anies Baswedan mengunjungi bahkan bersilaturahmi dan berdialog dengan kelompok yang dianggap radikal bagi sebagian orang, FPI (Front Pembela Islam). Pesan itu ditegaskan kembali oleh Sandiaga Uno, yang pada saat bersamaan mengunjungi salah satu gereja di Jakarta sambil juga melakukan dialog.

Inilah pesan kebhinekaan dan persatuan yang coba diwujudkan oleh pasangan nomor urut 3 Pilkada DKI Jakarta ini. Komunikasi politik yang mumpuni sebenarnya. Ada pesan egaliter, pesan yang dimaksudkan untuk membuat keadilan tak berjarak terhadap siapapun dan kelompok manapun, mengakomodir dan mau berdialog dengan afiliasi ideologi kelompok manapun. Pesan negarawan yang meminggirkan kepentingan pribadi guna mendahulukan kepentingan bersama.

Bagi saya, se-liberalnya Anies Baswedan dalam pemikiran, ia adalah contoh negarawan yang baik di era sekarang.

Namun pesan yang coba disampaikan melalui tindakan Anies-Sandi tersebut lagi-lagi malah menjadi cemoohan dan bullyan bagi sebagian orang yang entah lugu atau apa, tapi yang jelas mereka mengaburkan kebenaran tentang sikap egaliter dan negarawannya Anies Baswedan. Mereka menganggap Anies membuka ruang pada kelompok radikal untuk turut berpartisipasi pada gelaran politik. Toh UUD 45 melindungi hak setiap warga negara untuk turut berpartisipasi dalam politik.

Pesan keadilan ini bermaksud untuk menempatkan setiap individu, kelompok dan berbagai golongan, setara dalam nilai-nilai kemanusiaan. Falsafah hidup seperti ini juga yang dimaksudkan Pancasila sebagai dasar negara, agar diamalkan menjadi pedoman kehidupan berbangsa.

Betapa pentingnya keadilan dalam konsep Pancasila pun tergambar melalui frasa “adil” yang disebut dua kali dalam sila kedua dan kelima. Makna yang terkandung didalamnya juga sejalan dengan apa yang menjadi landasan berfikir dan bertindak Anies-Sandi selama ini. Adil dalam kemanusiaan yang ada dalam sila ke-dua Pancasila dan adil dalam ekonomi dalam sila ke-lima.

Anies-Sandi menerjemahkan konsep kesejahteraan yang dipandang urgental bagi kehidupan masyarakat Jakarta dan keadilan sebagai fundamental hidup lingkungan sosial masyarakat di Jakarta. Dengan memprioritaskan konsep pembangunan manusia yang berdasar pada dua hal diatas maka tujuan untuk bahagia bersama bukanlah mimpi, imajinasi apalagi delusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun