Mohon tunggu...
Rezha Nata Suhandi
Rezha Nata Suhandi Mohon Tunggu... Penulis - Rezha

Mencintai senja kala biru, kegaduhan imajinasi lambang superioritas intelektual.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Media Sosial Sebagai Gerakan Sosial

5 Juni 2016   10:25 Diperbarui: 5 Juni 2016   10:35 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Inilah diantaranya dampak positif dan pentingnya media sosial, publik menjadi lebih tanggap dan kritis akan isu apapun yang sedang terjadi di sekitarnya. Akhirnya juga akan meminimalisir penyalahgunaan wewenang oleh pejabat publik atau siapapun yang menyalahi aturan, karena fungsi pengawasan yang dilakukan publik di media sosial begitu terbuka dan transparan.

Secara teori maraknya penggunaan media sosial di era modern ini sesuai dengan istilah yang di kemukakan E.L. Thorndike mengenai law of effect dan law of exercise. Law of effect dapat dikatakan jika seseorang dapat dengan cepat menguasai perilaku baru, apabila ia merasa memperoleh susuatu yang menyenangkan. Perilaku atau kebiasaan mengemukakan pendapat melalui medsos dapat membuat seseorang senang dan cenderung menjadi adiktif (ketagihan), karena segala yang di sampaikannya bisa dengan cepat di tanggapi oleh pengguna medsos lain (berkenaan dengan eksistensi dan pengakuan diri). Hal ini lama kelamaan menjadi sebuah kebiasaan dan kebutuhan individu yang selanjutnya sesuai dengan teori law of exercise.

Pergeseran perilaku yang demikian mewabah di masyarakat mengenai media sosial ini tentu sebuah keniscayaan dari efek globalisasi dan modernisasi. Informasi begitu cepat di sampaikan kepada publik, terbuka dan hampir tidak berbatas. Jika pemerintah atau lembaga terkait melihat ini sebagai sebuah peluang dalam menghimpun suara masyarakat dan mengubahnya menjadi gerakan sosial maka tentunya media sosial akan sangat efektif. Misalnya saja dalam informasi dan promosi wisata daerah ataupun produk lokal, maka pemerintah dapat menggalakkan media sosial sebagai media utama penyebar informasi. Hingga sepersekian detik dapat di ketahui publik. Pun demikian dengan program maupun kegiatan yang dilakukan pemerintah maupun sosialisasi yang berkenaan dengan kebijakan publik.

Media sosial bisa menjadi penggerak revolusi, bisa menjadi pencetus gerakan sosial dan solusi. Karena tidak bisa di elakkan lagi, siapa tokoh publik yang kita follow di twitter maupun kita sukai di facebook akan membentuk cara berfikir dan cara pandang kita melihat gejala sosial kemasyarakatan. Oleh sebab itu pergunakan medsos sebagaimana lazimnya media informasi di gunakan, jangan mudah terprovokasi oleh isu yang tak jelas datangnya. Bisa jadi karena satu kalimat atas status kita, kemudian timbul revolusi jari lalu memunculkan kekacauan. Gunakan medsos dengan bijak, awasi setiap status diri demi nyamannya kondisi. Ada kebebasan orang lain yang membatasi kebebasan kita dalam bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun