Lebih baik mbak Puan lupakan panggung Pilpres 2024. Saat ini, hal yang paling mendesak dilakukan mbak Puan adalah mengembalikan nama baik dengan menempatkan dirinya pada sosok negarawan. Saya kok membayangkan, jika mbak Puan hari ini berdiri tegap, menyatakan sikap bahwa pemasangan baliho bergambar dirinya tidak tepat dan memerintahkan seluruh kadernya mencopot. Publik akan memberikan apresiasi padanya.
Misalnya begini, mbak Puan mengundang wartawan dan melakukan konferensi. Dengan bahasa santunnya, ia meminta maaf pada rakyat karena telah menyakiti hati. Baliho-baliho bergambar dirinya diminta dicopot, karena tak pantas dengan kondisi negeri.
Sebagai permohonan maaf, mbak Puan juga menegaskan akan fokus pada penanggulangan pandemi. Ia akan memberi bantuan tiap kabupaten/kota dengan 1 juta ton beras agar rakyat tak ada yang kelaparan. Ratusan anak yatim atau piatu yang ditinggal mati orang tua selama pandemi, ia jadikan anak angkat. Masa depannya dijamin, uang gajian digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Kalau ini dilakukan. Bukan tidak mungkin kebencian publik pada mbak Puan berubah jadi rasa sayang. Bahkan tak menutup kemungkinan, elektabilitas dan popularitas politiknya menanjak dari dasar ke permukaan. Tapi tetap saja sih, nggak bisa kalau mau mengalahkan pak Ganjar. Hehehehe..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H