Selama pandemi berlangsung, bantuan masyarakat untuk Pemprov Jateng terus mengalir tak pernah putus. Ada yang bantu masker, hand sanitizer, paket sembako, alkohol, hazmat, APD, obat-obatan dan lain sebagainya.
Tanpa diminta, masyarakat tergerak sendiri untuk membantu Ganjar dalam penanganan pandemi. Bantuan-bantuan itu ditampung di Wisma Perdamaian, rumah dinas Gubernur Jateng yang dialihfungsikan sebagai gudang. Ganjar sendiri yang turun mengawasi. Termasuk dalam hal penyaluran bantuan sampai ke Kabupaten/Kota di seluruh provinsi.
Ganjar yang sejak awal sadar bahwa sebesar apapun anggaran negara, tak mungkin bisa menyelesaikan dampak pandemi. Ia pun menggerakkan kearifan lokal yang ada, dengan mengajak masyarakat saling gotong royong dan membantu sesama.
Gerakan Jogo Tonggo namanya. Gerakan yang diinisiasi Ganjar itu terbukti ampuh menyelesaikan problematika masyarakat sampai level desa. Gotong royong berjalan, tak ada warga yang kelaparan. Program inipun diapresiasi sampai tingkat nasional, dan banyak kepala daerah yang meniru di tempatnya masing-masing.
Anies sejatinya tak perlu melakukan apa yang dilakukan Ganjar. Dengan anggaran melimpah, tentu dia bisa menyelesaikan dampak pandemi dengan mudah.
Tapi apa yang terjadi? Anies justru mempermalukan dirinya sendiri.
Kebijakan anggaran Anies Baswedan selama pandemi memang patut disoroti. Rakyat yang sedang kesulitan, dipertontonkan bagaimana Anies menghambur-hamburkan uang.
Rakyat belum lupa, bagaimana Anies membuang anggaran Rp983 miliar untuk penyelenggaraan Formula E di Jakarta. Ajang balap mobil yang dibangga-banggakan itu, sampai sekarang tak jelas kelanjutannya.
Belum lagi anggaran pembangunan jalur sepeda di DKI. Anggaran Rp28 miliar lenyap seketika karena baru beberapa bulan jalur sepeda itu dibongkar paksa.
Ada lagi proyek yang tak jelas manfaatnya. Mulai pembangunan tugu sepeda yang menelan anggaran ratusan juga, hingga pengecatan atap warga yang norak sekali hasilnya.
Manajemen Anies sebagai seorang Gubernur DKI Jakarta dipertanyakan. Jika sana ia bisa memanfaatkan anggaran yang besar itu untuk penanganan pandemi. Tentu hasilnya tak separah ini.