Mohon tunggu...
Ezra Raihan
Ezra Raihan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D3 Komunikasi Terapan Universitas Sebelas Maret

inor Ez

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anxiety Disorder dan Stigma "Cowok Lemah"

18 Desember 2023   22:34 Diperbarui: 19 Desember 2023   12:07 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anxiety atau kecemasan adalah perasaan yang normal dialami oleh semua orang, terutama ketika menghadapi situasi yang menantang, menegangkan, atau berisiko, seperti ujian, wawancara, atau presentasi. Namun, ada kalanya perasaan cemas menjadi berlebihan, tidak terkendali, dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Inilah yang disebut dengan anxiety disorder atau gangguan kecemasan.

Anxiety disorder adalah gangguan mental yang ditandai dengan rasa cemas, khawatir, atau takut yang berlebihan dan tidak sesuai dengan tingkat ancaman atau bahaya yang dihadapi. Anxiety disorder juga bisa menyebabkan gejala-gejala fisik, seperti jantung berdebar, napas pendek, berkeringat, gemetar, mual, atau sakit kepala.

Anxiety disorder bisa dialami oleh siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, atau latar belakang sosial. Namun, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anxiety disorder lebih sering dialami oleh perempuan daripada laki-laki, dengan rasio sekitar 1,9:1. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perbedaan hormon, budaya, atau sosialisasi.

Namun, bukan berarti laki-laki tidak bisa mengalami anxiety disorder. Justru, anxiety disorder pada laki-laki seringkali luput dari perhatian, karena adanya stigma atau prasangka negatif yang melekat pada laki-laki yang mengalami gangguan kecemasan.

 Beberapa stigma yang sering muncul adalah:

- Laki-laki yang mengalami anxiety disorder dianggap lemah, pengecut, atau tidak maskulin, karena tidak bisa mengatasi masalah atau tantangan dengan baik.

- Laki-laki yang mengalami anxiety disorder dianggap berlebihan, dramatis, atau tidak rasional, karena tidak bisa mengendalikan emosi atau pikiran mereka dengan baik.

- Laki-laki yang mengalami anxiety disorder dianggap tidak normal, gila, atau sakit, karena memiliki gejala-gejala yang aneh atau mengganggu.

Stigma-stigma ini membuat laki-laki yang mengalami anxiety disorder merasa malu, bersalah, atau tidak percaya diri. Mereka juga cenderung menutup diri, menyangkal, atau menyembunyikan kondisi mereka dari orang lain. Mereka juga jarang mencari bantuan profesional, karena takut dianggap tidak laki-laki atau tidak kompeten.

Padahal, anxiety disorder pada laki-laki bisa berdampak serius, baik bagi kesehatan fisik, mental, maupun sosial mereka. 

Beberapa dampak yang bisa terjadi adalah:

- Gangguan kesehatan fisik, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, atau gangguan pencernaan.

- Gangguan kesehatan mental, seperti depresi, gangguan tidur, gangguan makan, gangguan obsesif-kompulsif, atau gangguan stres pascatrauma.

- Gangguan hubungan sosial, seperti konflik, isolasi, kesepian, atau kekerasan.

Oleh karena itu, penting bagi laki-laki yang mengalami anxiety disorder untuk mengenali dan mengakui kondisi mereka, serta mencari bantuan yang tepat. 

Bantuan yang bisa diberikan meliputi:

- Bantuan medis, yaitu dengan berkonsultasi dengan dokter, psikolog, atau psikiater, yang bisa memberikan diagnosis, pengobatan, dan terapi yang sesuai dengan jenis dan tingkat keparahan anxiety disorder yang dialami.

- Bantuan psikologis, yaitu dengan melakukan terapi psikologis, seperti terapi kognitif-perilaku, terapi eksposur, atau terapi relaksasi, yang bisa membantu mengenali dan mengubah pola pikir, emosi, dan perilaku yang menyebabkan atau memperburuk kecemasan.

- Bantuan sosial, yaitu dengan mencari dukungan dari keluarga, teman, atau orang-orang yang dipercaya, yang bisa mendengarkan, mengerti, dan memberikan dukungan emosional, informasi, atau saran yang bermanfaat.

Anxiety disorder pada laki-laki adalah masalah yang serius dan tidak bisa dianggap remeh. Jangan biarkan stigma atau prasangka negatif menghalangi kita untuk mencari bantuan. Kita tidak sendirian, dan kita bisa sembuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun