Pindahkan orang yang mengalami henti napas ke tempat yang aman.
Periksa tingkat kesadaran orang yang hendak ditolong dengan cara memanggilnya atau menepuk dada atau bahu.
Jika korban tidak sadar, tidak bernafas, dan tidak terdengar detak jantung atau tidak teraba denyut nadinya, segera minta pertolongan orang lain untuk memanggil ambulans.
Sambil menunggu, lakukan pertolongan dengan menekan dada korban (kompresi) sebanyak 30 kali dan pemberian napas buatan sebanyak 2 kali.
Untuk membuka saluran napas, angkat dagu korban dengan hati-hati hingga posisi kepalanya mendongak.
Cubit lubang hidung korban, tarik napas dalam, dan letakkan mulut Anda hingga menutupi mulut korban. Jika terdapat luka pada mulut korban, tutup mulutnya, letakkan mulut Anda menutupi hidung korban. Tiupkan nafas, lalu perhatikan apakah dada korban naik. Jika dada tidak naik, ulangi dengan membuka saluran napas dan berikan nafas kedua.
Lakukan pertolongan ini hingga bantuan medis datang.
Catatan
Perlu diingat bahwa memberi nafas buatan tidak boleh dilakukan dengan nafsu, terutama bila berbeda gender karena nafas buatan dilakukan semata-mata untuk menyelamatkan nyawa, tanpa memandang gender atau situasi lainnya terutama dalam keadaan darurat.
Dalam penyelamatan sandera, prioritas utama adalah menyelamatkan nyawa sandera tanpa menimbulkan bahaya bagi masyarakat sekitar. Semua nyawa, termasuk penyandera, dianggap berharga, sehingga tindakan yang diambil harus seminimal mungkin menggunakan kekerasan. Dalam kasus seperti yang dihadapi Shiratori, Kogoro (walau dia penembak terbaik disitu), dan Conan, penyelamatan dilakukan dengan mengutamakan keselamatan sandera sambil mencoba mencari solusi yang aman, damai dan adil bagi semua pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H