Mohon tunggu...
Ezra RohanauliSitinjak
Ezra RohanauliSitinjak Mohon Tunggu... Mahasiswa - menyanyi

hobi saya yaitu menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Karakteristik Unsur Iodium dan Senyawanya

14 Mei 2024   19:48 Diperbarui: 14 Mei 2024   20:09 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Uji Kelarutan Kristal I2
- Secara teori, Iod tidak larut dalam air karena perbedaan kepolaran antara zat
terlarut dan zat pelarut. Iodin adalah non polar dan air adalah senyawa polar.
Setelah itu karena perbedaan kereaktifan antara iodin dan air (Amanati,
2018)
- Secara praktikum, 1 buah kristal I2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
di tambahkan 3 ml H2O ke dalam tabung reaksi tersebut. Kemudian dikocok
dengan kuat dan diamati, terlihat menjadi warna cokelat dan kristal I2 tidak
larut dalam air.
Hubungan antara teori dan praktikum sama, artinya bahwa praktikum terjadi
sesuai teorinya
- Secara teori, Iodium dapat larut dengan larutan KI, karena keduanya dari zat
ini sama sama tidak polar. Kalium Iodida membentuk kompleks dengan
iodin membentuk (I3- ) ion thiodide dalam larutan. Oleh sebab itu, I2 larut
dalam KI (Amanati, 2018)
- Secara praktikum, 1 buah kristal I2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 3 ml KI ke dalam tabung reaksi tersebut. Kemudian dikocok
dengan kuat dan diamati, terlihat menjadi warna cokelat pekat dan kristal I2
tidak larut di KI

Hubungan antara teori dan praktikum. Secara praktikum tidak sesuai dengan
teori karena terjadi kesalahan yang dilakukan oleh praktikan selama proses
pelaksanaannya.
- Secara teori, Iodin sukar larut dalam air namun mudah larut dalam alkohol.
Dalam hal ini etanol yang digunakan memiliki kepolaran yang berbeda
dengan alkohol. Walau pun iodin larut dalam alkohol, namun iodin tidak
larut di dalam etanol. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan kepolaran
antara iodin dan juga etanol. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan
kepolaran antara iodin dan juga etanol. Iodin merupakan senyawa non polar
sedangkan etanol adalah senyawa yang polar. Hal inilah yang dapat menyebabkan bahwa kristal I2 tidak dapat larut di dalam etanol (Retinel
dkk., 2018)
- Secara praktikum, dilakukan dengan memasukkan 1 buah kristal I2 ke dalam
sebuah tabung reaksi dan ditambahkan 3 ml etanol ke dalam tabung reaksi
tersebut. Kemudian dikocok dengan kuat dan diamati, menjadi warna
cokelat dan tidak larut.
Hubungan antara teori dan praktikum, secara praktikum tidak mendapatkan
hasil yang sesuai dengan teorinya, hal ini dikarenakan terdapat kesalahan pada
bahan yang digunakan atau kesalahan yang dilakukan oleh praktikan selama
proses praktikumnya.
- Secara teori, Iodin cenderung kurang larut dalam kloroform (CHCl3)
dibandingkan dengan beberapa pelarut polar lainnya. Kloroform merupakan
pelarut yang lebih non polar dan iodin lebih mudah larut dalam pelarut yang
memiliki sifat polar (Riyawati, 2015)
- Secara praktikum, 1 buah kristal I2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
di tambahkan 3 ml CHCl3 ke dalam tabung reaksi tersebut. Kemudian
dikocok dengan kuat dan diamati, terlihat warnanya menjadi ungu pekat dan
kristal I2 tidak larut di dalam CHCl3

Hubungan antara teori dan praktikum, secara praktikum hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan pada teorinya. Hal ini dikarenakan terjadi kesalahan baik
pada bahan maupun praktikan
- Secara teori, diklorometana adalah pelarut yang memiliki sifat nonpolar,
sehingga dapat melarutkan senyawa nonpolar seperti iodin. Iodin biasanya
menjadi warna ungu (Riyawati, 2015)
- Secara praktikum, 1 buah kristal I2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 3 ml CH2CI2 ke dalam tabung reaksi kemudian dikocok
dengan kuat dan diamati, terlihat warnanya menjadi warna ungu pekat dan
kristal I2 tidak larut dalam larutan CH2CI2
Hubungan antara teori dan praktikum, secara praktikum hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan yang ada pada teorinya. Hal ini dikarenakan terjadi
kesalahan pada bahan maupun praktikan.
- Secara teori, direaksikan KI3 dengan CH2Cl2 dan ada penambahan amilum
akan menghasilkan 2 fasa, fasa bawah berwarna ungu kehitaman dan fasa
atas berwarna merah kekuningan. Penambahan amilum untuk mempercepat
terjadinya reaksi (Silviana dkk ., 2019)
- Secara praktikum, 1 ml larutan KI3 kemudian ditambahkan 3 ml CH2CI2 ke
dalam tabung dan beberapa tetes amilum lalu dikocok. Terdapat 2 fasa atas
ungu kecokelatan bawah ungu pekat.

Hubungan antara teori dan praktikum, terjadi praktikum sesuai dengan pada
teorinya:- Secara teori, KI3 ditambahkan dengan CHCI3 dan amilum memperoleh hasil
terbentuknya 2 fasa. Fasa atas hitam kekuningan dan bawah ungu kehitaman
(Silviana dkk ., 2019)
- Secara praktikum, 1 ml larutan KI3 kemudian ditambahkan 3 ml CHCI3 ke
dalam tabung dan beberapa tetes amilum lalu dikocok. Terdapat 2 fasa atas
warna hitam, bawah ungu dan ada cincin yang terdapat di fasa bagian bawah
pada pertengahan berwarna cokelat muda.
Hubungan antara teori dan praktikum, secara praktikum terjadi sesuai dengan
teorinya.
- Secara teori, KI3 yang ditambahkan dengan H2O dan amilum, memperoleh
hasilnya terbentuk 2 fasa, fasa atas hitam kekuningan dan bawah warna
ungu (Silviana dkk , 2019)
- Secara praktikum, 1 ml larutan KI3 kemudian ditambahkan 3 ml H2O ke
dalam tabung dan beberapa tetes amilum lalu dikocok dengan kuat. Setelah
diamati menghasilkan warna cokelat, tanpa ada terbentuk 2 fasa diantara
larutan yang telah dicampurkan itu.
Hubungan teori dan praktikum, secara praktikum mendapatkan hasil yang
berbeda karena terdapat kesalahan baik pada bahan yang digunakan ataupun
pada praktikannya.

- Secara teori, Fe (NO3)3 direaksikan dengan KI akan membentuk endapan
(Putri, 2016)
- Secara praktikum, didapatkan hasilnya yaitu tidak terbentuknya endapan
pada reaksi.
Hubungan teori dan praktikum, secara praktikum ada kesalahan yang
dilakukan praktikan.
- Secara teori, Cu (NO3)2 direaksikan dengan KI akan membentuk endapan
(Putri, 2016)
- Secara praktikum, didapatkan hasilnya yang ada endapan berwarna perak
pada reaksi.
Hubungan teori dan praktikum, secara praktikum hasilnya sesuai dengan yang
ada di teorinya.

VIII. KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :


1. Perubahan warna pada uji kelarutan iodin antara lain :
I2 (s) + H2O (l) maka terjadinya hasil warna cokelat muda
I2 (s) + KI (aq) maka terjadinya hasil warna cokelat pekat
I2 (s) + C2H5OH (aq) maka terjadinya hasil warna cokelat kehitaman
I2 (s) + CHCI3 (aq) maka terjadinya hasil warna ungu pekat
I2 (s) + CH2CI2 (aq) maka terjadinya hasil warna ungu pekat


2. Tetes KI untuk uji reaktivitas ion iodide pada pembentukan senyawa kompleks antara lain :
Jumlah tetes KI pada larutan Fe (NO3)3 adalah 160 tetes.
Jumlah tetes KI pada larutan Cu (NO3)2 adalah 10 tetes

IX. DAFTAR PUSTAKA

Nisa,A,Z.,Sulistyarti,H dan Atikah.(2021). Penentuan Kadar Iodida Secara Spektofotometri Berdasarkan Pembentukan Kompleks Iod-Amilum Menggunakan Oksidator Persulfat.Kimia Student Journal,1(1),85-86.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun