Mohon tunggu...
Zaid Ibrahim
Zaid Ibrahim Mohon Tunggu... -

Ingin selalu belajar dan menulis kisah. Hidup ini indah untuk dituliskan dalam sebuah memori. Bukan untuk dicaci maki.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pengalaman Pertama Menjadi Saksi

14 April 2014   07:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini sudah hari ke-3 saya menjadi saksi untuk partai dan saksi dikelurahan. Entah ya apa seba yang menjadikan hal ini saya lakukan dengan penuh semangat. Tapi jujur ini adalah pengalaman pertama saya menjadi seorang saksi.


Dari 3 hari ini saya belajar banyak tentang sebuah fakta dibalik berita. Saya bicara jujur saja tanpa menyisipkan sebuah kepentingan di dalamnya.


Saya memang anggota partai PKS dan itu baru resmi sebulan lalu setelah saya masuk halaqoh partai ini (khusus bagian ini, adalah versi saya. karena saya tidak tahu apa benar saya sudah terdaftar secara resmi atau belum di partai ini). tidak usah kita bahas tentang Halaqoh yang menjadi program andalan partai ini, karena akan ada banyak hal menakjubkan untuk hidup saya.

OK, kembali lagi ke topik utama, saya ingin memaparkan beberapa fakta yang saya yakin ini adalah rahasia umum. langsung saja :


  1. Pertama memasuki Kelurahan (Cipayung, Ciputat untuk rekapitulasi surat suara 47 TPS), saya disambut senyum hangat dan kehadiran yang memang dinantikan. Katanya Saksi PKS itu memang paling dinantikan disetiap perhitungan suara dari tahun ke tahun. #sebuahfakta
  2. Ada ketidak sinkronan data antara Pleno dan BA serta C1 pasti saksi PKS yang pertama kali ditanya tentang data yang dipegang. #sebuahfakta
  3. Data kami adalah data yang paling lengkap dan paling mendekati kevalidan karena dari awal kami selalu membawa semua surat C1. #sebuahfakta
  4. Kami memang mementingkan partai tapi kami bersikap jujur dalam hal ini. Tidak hanya suara partai yang kami catat, namun semua secara mendetil (mulai dari DPR, DPD, DPRD Prov, DPRD Kab/Kota). #sebuahfakta
  5. Data kami memang paling diperhitungkan baik oleh saksi setiap partai maupun panitia. #sebuahfakta
  6. Sebuah keputusan akan sah kalau kami mengatakan sa. #sebuahfakta
  7. Kalau ada Caleg yang ikut memantau biasanya mereka menanyakan "Apa ada saksi dari PKS?". Kalau ada mereka akan pulang karena merasa lega. #sebuahfakta
  8. Saksi PKS paling disayang sama korditornya, dijenguk terus, dibawain makan terus, ditanyain kabar terus (bukan hasil loh!). #sebuahfakta
  9. Khusus di TPS ini bisa ditanyakan kepada panitia bagaimana kinerja saksi dari PKS selama perhitungan. Ini bukti kami menjalani hal ini dengan serius dan teliti. #sebuahfakta
  10. Dari sekian saksi partai yang hadir hanya saya yang berani meminta panitia menghapuskan suara dari partai Nasdem, karena memang ada indikasi human error. Kami bicara, kami minta, tapi kami juga bertanggung jawab. Hitung ulang? OK. #sebuahfakta
  11. Meskipun begitu, semua legowo menerima hasil dari kami karena memang itu salah. #sebuahfakta
  12. 3 hari di kelurahan ini rasanya paling dihargai karena ada apa apa pasti minta pendapat ke Saksi PKS, nanya ke saksi PKS, minta bantuan ke saksi PKS. #sebuahfakta
  13. Masih banyak lainnya. Mau bukti tanya saja mereka (semua peserta, khusus kelurahan Cipayung loh saya garansi)


Hal menarik lainnya, hari ke-3 kami harus membongkar surat suara TPS 27 karena bermasalah dalam perhitungan. Akhirnya keputusan, rapat dibagi 2, ruang 1 rapat Pleno, ruang 2 perhitungan ulang suara. Sebelumnya ditawarkan siapa saksi yang mau mengawal perhitungan suara. Sebenernya sudah malas karena tau pasti akan lama, tapi mau apa lagi, semua saksi langsung menunjuk PKS. Alasannya simple "Kalau saksi PKS sudah cukup, kita percaya ko". #sebuahfakta

Saat masuk ruangan tiba tiba seorang caleg datang ke ruangan karena sudah tau akan diadakan perhitungan ulang. uniknya dia langsung menanyakan "Ada caleg PKS gak?", sontak saya jawab "hadirrr pak", "OK, saya percaya anda" balas beliau.

Dan yang paling 'sesuatu banget', saat diakhir pertemuan kami sesama saksi. beberapa saling bertukar nomer hp, termasuk juga saya. Ketika minta no Hp salah seorang saksi beliau langsung bilang, "Oh ya ini, (sambil menyebutkan nomer hp-nya). satu lagi saya ikut dong kalo ada pengajian pengajian". "Maksudnya bu?", balas saya bingung. "Kalian kan punya pengajian, saya mau iktu dong". "Oooh, siap bu. memang ibu mau pengajian yang di mana?". "Yang biasa itu loh kalian kan punya pengajian pengajian gitu", "iya bu tapi mau yang di daerah mana? Karena kita punya pengajian di hampir setiap daerah". Si ibu kebingungan. "Oh gitu ya, ya sudah kalau ada di Ciputat saya ikut yang di situ aja, biar deket ke rumah". "OK, nanti saya kabari ibu lagi"

Maaf sekali lagi cerita ini bukan fiktif tapi #sebuahfakta.

Bahkan kalau ingin dibuktikan silahkan datang ke TKP :)

OK sekian

~Zaid Ibrahim

http://www.naturallypluslutein.com

Salam #3Besar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun