Mohon tunggu...
Ezen Zenal Mutaqin
Ezen Zenal Mutaqin Mohon Tunggu... Guru - Guru SD Negeri Sindangsari

Hobi : Menulis Kepribadian : Baik Konten : Pendidikan dan Sosial

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anganku di Station Kereta Bandung (Part 1)

29 Oktober 2023   09:13 Diperbarui: 29 Oktober 2023   09:16 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah kemerlap lampu-lampu Stasiun Bandung, cerita cinta Lyra dan Marko terukir dalam angan-angan mereka. Jarak dan waktu, seperti benang tipis, menghubungkan hati mereka. Lyra, perempuan cantik dari Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, dan Marko, lelaki tanggung dari Tasikmalaya, telah menjalin hubungan yang tak lazim selama lima tahun, namun tak pernah bertemu.

Hari itu adalah hari yang dinanti-nanti. Lyra duduk di kursi bangku stasiun dengan hati berdebar-debar. Punggungnya menyentuh dinginnya kursi, namun ia merasa hangat oleh kehadiran Marko dalam hatinya. Mereka telah saling mengenal melalui kata-kata dan mimpi-mimpi, tetapi belum pernah satu sama lain memandang mata.

Saat kereta pertama berhenti, hati Lyra berdebar lebih kencang. Ia memegang sepucuk surat yang telah ia tulis dengan penuh harap. "Marko, cintaku," begitu bunyi kalimat pertama surat itu. Dalam surat itu, Lyra menuangkan segala rasa dan impian mereka. Ia bercerita tentang bunga-bunga di kebun belakang rumahnya yang akan mereka lihat bersama, tentang senja di hamparan sawah yang akan mereka saksikan bersama-sama.

Waktu berlalu, dan kereta demi kereta berlalu begitu saja. Detik demi detik, menit demi menit, harapannya menciut. Lyra mulai merasa ragu, apakah cerita cinta mereka hanya sebuah angan-angan belaka?

Suasana sore di depan Stasiun Kereta Bandung begitu sibuk. Orang-orang bergegas, sementara Lyra menunggu dengan hati yang berdebar-debar. Di kejauhan, ia melihat sosok Marko mendekat.

Lyra: (dengan senyum gugup) Marko! Akhirnya kita akan bertemu!

Marko: (tersenyum hangat) Lyra, rindu ini tak terkira. Bagaimana kabarmu?

Lyra: Kabar baik, terutama setelah tahu kita akan segera bersua. Apakah perjalanannya lancar?

Marko: Alhamdulillah, semua baik-baik saja. Aku tak sabar melihat wajahmu.

Lyra dan Marko berjalan menuju stasiun dengan tangan dalam tangan, tak ingin melepaskan saat-saat berharga ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun